Page 41 - Stabilitas Edisi 195 Tahun 2023
P. 41
didasarkan pada Contractual Service
Margin (CSM), seperti di industri
perbankan yang hanya mengakui
pendapatannya adalah Net Interest
Margin (NIM) dari nasabah.
Sedangkan dalam PSAK 62,
perusahaan asuransi mengakui
premi sebagai pendapatan. Artinya,
Widodo menjelaskan, pendapatan
asuransi dengan adanya penerapan sebesar 5,22 persen yoy. Demikian pula OJk berharap agar
contractual service margin akan halnya dengan premi asuransi umum dan penerapan standar yang
berupa hasil pengelolaan risiko yang reasuransi yang tumbuh sebesar 19,80 diadopsi dari IFrs 17
ada dan perusahaan akan memiliki persen yoy di Januari 2023 mencapai dapat mengatasi isu
dana cadangan apabila terjadi Rp14,53 triliun. Namun demikian, asymmetric information
pemburukan risiko. Lebih lanjut, ia premi asuransi jiwa di 2023 terkontraksi yang menyulitkan para
kembali menegaskan bahwa dampak ke sebesar 5,25 persen yoy, dengan nilai stakeholder terkait, baik
perusahaan asuransi dengan perubahan sebesar Rp16,02 triliun. konsumen, investor,
PSAK 74 akan sehat. Sementara itu, permodalan di maupun regulator.
Lebih lanjut, Widodo menjelaskan, industri asuransi jiwa dan asuransi
contractual service margin untuk umum mencatatkan Risk Based Capital
premi akan seperti Dana Pihak Ketiga (RBC) sebesar 477,73 persen dan 321,77
(DPK) di industri perbankan. Artinya, persen. Meskipun RBC dalam tren yang
asuransi akan menjadi sangat aman menurun dan RBC beberapa perusahaan
seperti perbankan yang artinya tingkat asuransi di monitor ketat, namun secara
kematangan industri asuransi dengan agregat RBC industri asuransi masih
perbankan bakal satu level dengan berada di atas threshold sebesar 120
penerapan PSAK 74. persen. Begitu pula pada gearing ratio
Berdasarkan data OJK, pendapatan perusahaan pembiayaan yang tercatat
premi sektor asuransi di Januari 2023 sebesar 2,03 kali, jauh di bawah batas
mencapai Rp30,55 triliun atau tumbuh maksimum 10 kali.*
www.stabilitas.id Edisi 195 / 2023 / Th.XVIII 41