Page 51 - Stabilitas Edisi 215 Tahun 2025
P. 51

ramah lingkungan,” ujar Agusman,
          Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga
          Pembiayaan, Modal Ventura, LKM, dan
          Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK
          dalam keterangan tertulis belum lama
          ini.
            Agusman menambahkan,
          pembiayaan kendaraan listrik kini
          menyumbang 3,08 persen dari total
          pembiayaan multifinance nasional.
          Ia optimistis angka ini akan terus
          meningkat, seiring berbagai inisiatif
          pemerintah untuk mempercepat transisi
          energi. “Ini sejalan dengan strategi
          pembukaan investasi pabrik kendaraan
          bermotor listrik dalam negeri. Minat
          pasar tumbuh, dan dukungan regulasi
          akan mempercepat ekosistemnya,”
          lanjutnya.
            Pembiayaan kendaraan listrik tidak
          hanya menjadi indikator pertumbuhan
          sektor otomotif berbasis teknologi hijau,    Pemerintah didorong untuk lebih proaktif
          tetapi juga cerminan pergeseran strategi
          industri pembiayaan dalam menyasar           dalam menyederhanakan perizinan
          sektor yang lebih berkelanjutan.             investasi dan mempercepat pengembangan
          Perusahaan pembiayaan yang                   kawasan industri khusus EV. “Insentif
          dahulu banyak bermain di kendaraan
          konvensional kini mulai mendiversifikasi     fiskal penting, tapi tidak cukup. Kita butuh
          portofolionya ke segmen kendaraan            ekosistem menyeluruh, dari pabrik, riset,
          listrik, menyusul peningkatan minat
          masyarakat dan insentif fiskal yang          hingga infrastruktur publik.
          disiapkan pemerintah.
            Meski tumbuh, adopsi kendaraan
          listrik masih dihadang sejumlah              Lukmanul Arsyad, Industry & Services Leader PwC Indonesia
          tantangan, terutama menyangkut
          ketidakpastian kebijakan subsidi dan
          keterbatasan infrastruktur. “Semua
          produsen motor listrik sedang menanti
          kejelasan dari pemerintah soal subsidi.   responsif. Sekarang ini, masih kalah dari   listrik umum (SPKLU) masih terbatas
          Tanpa itu, pasar akan tetap ragu,” kata   motor konvensional,” tambahnya.  dan belum merata di seluruh wilayah.
          Ismeth Wibowo, Komisaris PT Sunra    CEO Indomobil Emotor Internasional,   Distribusinya masih terkonsentrasi di
          Distributor Indonesia.            Pius Wirawan, menambahkan bahwa    kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya,
            Menurut Ismeth, insentif menjadi   ketidakjelasan subsidi membuat   dan Bandung. Hal ini menyebabkan
          faktor penentu karena teknologi EV saat   konsumen ragu mengambil keputusan.   kekhawatiran konsumen terhadap
          ini masih memiliki keterbatasan. “Kalau   “Sebenarnya subsidi itu sudah hampir   ketersediaan fasilitas pengisian ulang saat
          motor listrik bisa menempuh jarak 100   pasti, tinggal menunggu proses formal   melakukan perjalanan jarak jauh.
          km, charging kurang dari satu jam, dan   dari pemerintah. Tapi selama belum
          harga terjangkau, pasti diburu. Tapi saat   resmi, konsumen cenderung menunda   Adu Strategi
          ini belum sampai sana,” ujarnya.  pembelian,” jelas Pius.               Kendati begitu, perusahaan
            Ia juga menyoroti bahwa performa   Infrastruktur pengisian daya juga   pembiayaan melihat bahwa animo
          tarikan motor listrik belum memuaskan   menjadi sorotan utama. Hingga saat   masyarakat yang meningkat terkait
          segmen muda. “Anak muda cari yang   ini, jumlah stasiun pengisian kendaraan   kendaraan listrik sebagai peluang untuk


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 215 / 2025 / Th.XX 51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56