Page 56 - Stabilitas Edisi 215 Tahun 2025
P. 56
koordinasi manfaat atau coordination of
benefit dengan BPJS Kesehatan. Dengan
kata lain, produk asuransi tersebut
bisa dikaitkan atau berkorelasi dengan
program MBG dari pemerintah.
Akan tetapi Direktur Center of
Economic and Law Studies (Celios)
Bhima Yudhistira mengaku keberatan
terhadap wacana penerapan asuransi
dalam program MBG. Menurutnya,
pendekatan asuransi tidak sesuai dengan
semangat MBG sebagai program bantuan
sosial. Dirinya menilai langkah tersebut
justru berpotensi membebani anggaran
serta mengurangi manfaat yang diterima.
Dirinya menekankan seharusnya
prioritas utama pemerintah adalah
menjamin tidak terjadi kasus keracunan
makanan di kalangan penerima
manfaat MBG. Dia mengingatkan aspek
pengawasan makanan sewajarnya
Seharusnya prioritas utama pemerintah menjadi tanggung jawab negara dan
adalah menjamin tidak terjadi kasus didanai oleh Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
keracunan makanan di kalangan Anggota Komisi IX DPR RI Muazzim
penerima manfaat MBG. Aspek Akbar menilai pelaksanaan program
MBG masih jauh dari harapan dan
pengawasan makanan sewajarnya berpotensi menjadi persoalan serius jika
menjadi tanggung jawab negara. tidak segera dievaluasi. Ia menegaskan
kualitas pelaksanaan di lapangan,
khususnya di Nusa Tenggara Barat
Bhima Yudhistira, Pengamat Ekonomi (NTB), menunjukkan banyak kelemahan,
baik dari sisi penyediaan maupun
pengawasan. “Saya melihat ini seperti
bom waktu. Program makan bergizi
menyelenggarakan MBG, Sarjana keracunan makanan atau kecelakaan gratis realisasinya tidak seperti yang kita
Penggerak Pembangunan Indonesia kerja,” kata Ogi. harapkan. Di NTB, tempat saya turun
(SPPI), maupun risiko terhadap satuan langsung, dari 30 Satuan Pelayanan
pelayanan pemenuhan gizi,” kata Ogi. Pro-Kontra Pemenuhan Gizi, sekitar 40 persen
Ogi menyebutkan sekarang ini Pelaku industri tentu girang bukan kondisinya masih asal-asalan,” ungkap
OJK sedang melakukan koordinasi kepalang menanggapi kemungkinan Muazzim, awal Mei 2025.
dengan asosiasi dan menyampaikan itu. PT Asuransi BRI Life atau BRI Life Muazzim mengaku menyaksikan
proposal untuk mendapat dukungan menyatakan membuka peluang untuk sendiri kualitas makanan yang
dari industri asuransi terhadap program melakukan sinergi atau kolaborasi disajikan dalam program MBG sangat
MBG termasuk nantinya membicarakan dalam mendukung program prioritas memprihatinkan. Nasi yang disediakan
masalah besaran pertanggungan atau pemerintah yakni program MBG. keras, buah yang diberikan ditemukan
santunan yang diberikan serta besaran Kepala Divisi Perencanaan Strategis mengandung ulat hingga membuat
premi yang harus dibayarkan. “Tapi BRI Life Muhamad Fathonny Kusmadi siswa yang menerima makanan tersebut
kita ingin memastikan besarnya premi. menyebutkan melalui produk asuransi berteriak ketakutan. Selain kualitas
Karena ini menyeluruh mungkin tidak kesehatan yang dimiliki yakni makanan, Muazzim juga menyoroti
terlalu besar sehingga bisa memenuhi Asuransi Professional Managed Care realisasi anggaran program yang
harapan bagi risiko-risiko untuk memungkinkan untuk dilakukan dinilainya masih sangat rendah. Dari
56 Edisi 215 / 2025 / Th.XX www.stabilitas.id

