Page 61 - Stabilitas Edisi 215 Tahun 2025
P. 61

“Ini juga bisa mengubah proses bisnis
          di luar kontrak polis. Sebab konsumen
          sudah menandatangani kontrak polis di
          awal, namun OJK bisa mengeluarkan
          aturan mengenai kenaikan iuran maupun
          ketentuan lainnya,” terang Sekretaris
          Eksekutif YLKI Rio Priambodo,
            Rio mengatakan aturan ini cenderung
          berpihak pada pelaku usaha dan YLKI
          mempertanyakan keberpihakan OJK
          terhadap konsumen. Aturan ini akan
          membuat konsumen berpikir ulang
          mengenai kelanjutan asuransi atau
          bahkan mengakhiri polis.

          Pro-Kontra
            Sementara itu, pengamat asuransi
          dan Ketua Sekolah Tinggi Manajemen
          Risiko dan Asuransi (STIMRA), Abitani
          Barkah Taim, menilai regulasi yang
          mengatur penyelenggaraan produk
          asuransi kesehatan memiliki dampak           Dari sisi bisnis dan literasi berasuransi
          positif dan negatif bagi industri.
            Menurut dia, skema co-payment ini          masyarakat konsumen, SEOJK No. 07/2025
          masih cocok diterapkan di Indonesia.         justru berpotensi mereduksi minat
          Pasalnya, skema tersebut hanya akan          masyarakat untuk berasuransi, artinya
          diterapkan pada produk asuransi
          sukarela, yang artinya pemegang polis        menggerus ratio asuransi di Indonesia.
          bisa memilih sesuai kebutuhannya. “Dan
          kemungkinan besar akan ada penurunan
          tarif asuransi kesehatannya. Dari sudut      Tulus Abadi, Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia
          klaim, peserta harus membayar 10
          persen dari biaya rawat jalan maksimal
          Rp300 ribu dan rawat inap maksimal
          Rp3 juta,” ucap Abitani.
            Meski begitu, Abitani menambahkan,
          adanya skema co-payment diperkirakan   asuransi kesehatan. Ia mengatakan,   transparan dan tepat kepada nasabah.
          dapat mendorong peserta atau pemegang   inflasi medis dan kenaikan biaya klaim   Dalam penjelasan SEOJK disebutkan
          polis untuk membeli produk asuransi   yang terus meningkat justru lebih besar   bahwa tujuan pengaturan co-payment
          Hospital Cash Plan (HCP) guna menutup   dibandingkan kontribusi co-payment   adalah untuk mencegah moral hazard
          biaya co-payment. “Tetapi ada potensi   yang harus ditanggung peserta. “Co-  dan mengurangi risiko overutilisasi
          peserta membeli produk asuransi HCP   payment ini bisa menjadi nilai tambah   layanan kesehatan oleh peserta. Dengan
          untuk menutup co-payment rawat    bila dibarengi dengan peningkatan   demikian, diharapkan peserta menjadi
          inapnya,” imbuhnya. Diketahui, asuransi   layanan yang lebih cepat dan efisien,”   lebih bijak dalam memanfaatkan
          HCP merupakan produk asuransi     ujar Irvan.                        asuransi kesehatan, dan premi menjadi
          individu tambahan yang memberikan    Ia juga menilai aturan ini      lebih terjangkau.
          manfaat berupa santunan harian    memberikan ruang fiskal bagi          OJK telah melarang penerbitan
          rawat inap jika tertanggung menjalani   perusahaan asuransi untuk memperluas   produk asuransi kesehatan tanpa skema
          perawatan di rumah sakit.         edukasi dan literasi keuangan      co-payment. Namun, perusahaan
            Pengamat asuransi Irvan Rahardjo   masyarakat. Irvan menegaskan    asuransi dan asuransi syariah
          menilai kebijakan ini tidak akan   pentingnya perusahaan asuransi    diperbolehkan menyediakan beberapa
          menurunkan minat masyarakat membeli   menjelaskan kebijakan ini secara   opsi co-payment bagi nasabah.*


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 215 / 2025 / Th.XX 61
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66