Page 60 - Stabilitas Edisi 215 Tahun 2025
P. 60

oleh OJK karena merupakan bentuk
                                                                               konkret moral hazard oleh industri
                                                                               asuransi.
                                                                                  YLKI menilai aturan terbaru OJK ini
                                                                               belum menjawab persoalan konsumen
                                                                               asuransi kesehatan dan lebih berpihak
                                                                               pada pelaku usaha. Aturan itu dinilai
                                                                               malah mereduksi dan menyudutkan hak-
                                                                               hak konsumen asuransi.
                                                                                  SEOJK No. 7/2025 menurutnya
                                                                               juga dapat menjadi preseden buruk
                                                                               bagi asuransi sosial seperti JKN. Sebab,
                                                                               JKN bisa mengadopsi substansi SEOJK
                                                                               tersebut dengan menerapkan sistem
                                                                               cost sharing atau urun biaya. Jika hal
                                                                               ini diterapkan pada sistem JKN, maka
                                                                               menjadi kebijakan yang kontraproduktif
                                                                               karena menghilangkan filosofi asuransi
                                                                               sosial itu sendiri.
                                                                                  “Dari sisi bisnis dan literasi
                                                                               berasuransi masyarakat konsumen,
                                                                               SEOJK No. 07/2025 justru berpotensi
                                                                               mereduksi minat masyarakat untuk
                                                                               berasuransi, artinya menggerus ratio
                                                                               asuransi di Indonesia,” ujar Tulus.
                                            aturan baru tersebut tidak adil karena   Efek negatif yang bisa ditimbulkan
                                            terlalu berpihak pada industri asuransi.   itu tentu akan menambah berat upaya
                   Aturan tersebut masih    Sebaliknya, kebijakan ini malah    industri yang tengah memulihkan
                  bisa diterapkan karena    mereduksi hak-hak konsumen sebagai   reputasi dan membangkitkan minat
                  hanya akan diterapkan     pemegang polis. “Kami menduga dalam   masyarakat yang sedang menurun akibat
                   pada produk asuransi     proses pembuatan SEOJK No. 7/2025   kasus-kasus besar seperti gagal bayar
                   sukarela, yang artinya   tersebut tidak melibatkan representasi   hingga korupsi.
                         pemegang polis     lembaga konsumen. Sebaliknya hanya    Oleh sebab itu, Tulus bersama
                     bisa memilih sesuai    melibatkan kalangan industri asuransi   Forum Konsumen Berdaya Indonesia
                          kebutuhannya.     saja,” ujar Tulus.                 menolak keras SEOJK tersebut, bahkan
                                               Menurutnya, ketentuan ini absurd   mendesak OJK agar segera membatalkan
                                            jika diklaim sebagai upaya mengurangi   atau mencabut aturan yang justru anti
                                            moral hazard konsumen yang sering   terhadap perlindungan konsumen jasa
                                            melakukan over-utilitas. Ia berpendapat   asuransi serta kontraproduktif terhadap
                                            justru yang kerap melakukan dugaan   keberlanjutan industri asuransi. “SEOJK
                                            tindakan moral hazard adalah industri   No. 7/2025 juga kontraproduktif
                                            asuransi, yakni menolak hak-hak    terhadap tupoksi OJK yang secara
                                            konsumen yang mengajukan klaim     historis-normatif bertujuan melindungi
                                            dengan berbagai macam dalih.       konsumen jasa keuangan di Indonesia,”
                                               Dalih tersebut umumnya          imbuhnya.
                                            diselundupkan dalam kontrak perjanjian   Terpisah, Yayasan Lembaga
                                            atau polis dengan bentuk klausula baku.   Konsumen Indonesia (YLKI), mengatakan
                                            Padahal dalam UU No. 8 Tahun 1999   pihaknya akan memperjuangkan hak-hak
                                            tentang Perlindungan Konsumen, praktik   konsumen asuransi. Menurut lembaga itu
                                            klausula baku dilarang dan merupakan   aturan itu dinilai merugikan konsumen
                                            tindak pidana. Menurutnya, praktik   yang sudah terlanjur meneken kontrak
                                            klausula baku seharusnya direformasi   polis dengan pihak asuransi.


         60   Edisi 215 / 2025 / Th.XX    www.stabilitas.id
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65