Page 39 - Stabilitas Edisi 202 Tahun 2024
P. 39
Secara garis besar, dalam
pengembangan UMKM di Indonesia
perlu dipahami bahwa sektor UMKM
memiliki peran yang signifikan dalam
perekonomian negara. Meskipun
demikian, masih ada beberapa tantangan
yang dihadapi UMKM terutama terkait
dengan akses pembiayaan.
Beberapa kendala utama dalam
mendapatkan kredit bagi UMKM
termasuk persyaratan agunan yang
umumnya diterapkan oleh lembaga
keuangan tradisional. Agunan ini sering
menjadi kendala mengingat sebagian
besar UMKM memiliki aset yang terbatas
dan sulit dijadikan jaminan. Selain itu,
proses pengajuan kredit yang rumit dan
persyaratan administratif yang berat juga
menjadi faktor penyulit. Foto: Istimewa
Oleh karena itu, terobosan dalam
penggunaan teknologi, seperti credit
scoring berbasis digital, menjadi solusi Menurunnya penyerapan kredit usaha
yang diusulkan. Dengan pendekatan
ini, UMKM dapat dinilai berdasarkan rakyat (KUR) ini mencerminkan kegiatan
data dan performa bisnis mereka, yang usaha di segmen tertentu terbatas. Namun,
dapat membantu lembaga keuangan
membuat keputusan kredit tanpa harus pembiayaan mikro kami tahun ini justru
mengharuskan agunan fisik. meningkat hampir 60 persen. Kami akan
Pemerintah Indonesia menyadari
pentingnya mendukung UMKM, terus meningkatkan penyaluran kredit
termasuk dalam hal pembiayaan. UMKM dengan berbasis infrastruktur digital.
Oleh karena itu, terdapat upaya-upaya
untuk meningkatkan akses UMKM
terhadap pembiayaan, seperti program Henoch Munandar, Direktur Utama Bank BTPN
Kredit Usaha Rakyat (KUR). Meskipun
demikian, masih diperlukan upaya
lebih lanjut untuk memastikan bahwa
pembiayaan yang diberikan mencukupi pembiayaan UMKM pemerintah dapat bersaing dan terus meningkatkan
dan prosesnya lebih dapat diakses oleh melalui Kementerian Koperasi dan porsi pembiayaannya kepada pelaku
UMKM. UKM mengusulkan untuk menggunakan UMKM di Indonesia.
Selain itu, peran lembaga keuangan, mekanisme credit scoring sebagai Terlebih lagi pemerintah telah
termasuk bank-bank BUMN, diharapkan pengganti syarat adanya agunan. Hal itu mengalokasikan plafon KUR tahun ini
untuk turut serta dalam mendukung disebabkan kelemahan dari pengusaha sebesar Rp 460 triliun atau naik dari
pembiayaan UMKM. Kolaborasi mikro yang hampir bisa dikatakan tidak alokasi tahun lalu Rp 373 triliun. Ia
antara pemerintah, sektor perbankan, memiliki agunan sesuai dengan yang pun berharap ada dukungan dari Bank
dan pelaku industri lainnya menjadi disyaratkan perbankan. BUMN untuk membantu peningkatan
kunci dalam menciptakan ekosistem Sejatinya skema tersebut, sudah pembiayaan bagi UMKM. “Jadi perlu
yang mendukung pertumbuhan dan mulai digunakan oleh para pelaku pendekatan baru supaya semakin
perkembangan UMKM di Indonesia. perusahaan teknologi keuangan atau banyak UMKM yang mengakses
fintech dalam memberikan pinjaman perbankan kita dan kita bisa kurangi
Pendekatan Baru kepada debitur bahkan hingga Rp10 UMKM yang masih unbankable,” ujar
Untuk mendongkrak kinerja miliar. Dengan begitu, perbankan pun Teten.*
www.stabilitas.id Edisi 202 / 2024 / Th.XVIII 39