Page 15 - Stabilitas Edisi 203 Tahun 2024
P. 15

jari mereka bisa berbelanja barang-  Maka dari itu ketika penyedia   Tanggung Jawab Etis
          barang yang mereka inginkan. Di saat   layanan paylater sudah memasuki dunia   Tentu saja, situasi itu tidak boleh
          yang sama, mereka juga dididik oleh   kampus untuk memberi pinjaman untuk   berlangsung terus menerus. Dibutuhkan
          tontonan glamor dan mewah dari orang-  mahasiswa terkait uang kuliah, hal   sebuah langkah bersama yang strategis
          orang yang mereka lihat di media sosial.   itu patut mendapat perhatian. Di satu   dari pemangku kepentingan. Otoritas
          Jadilah gaya hidup konsumtif tersebut   pihak, bagi paylater ini adalah sebuah   Jasa Keuangan memang menjadi pihak
          menjadi ‘makanan’ sehari-hari yang pada   langkah besar. Sebagaimana lazimnya   terdepan untuk memitigasi risiko layanan
          akhirnya menulari mereka.         sebuah bisnis, ia akan selalu berusaha   itu di masa depan.
            Kekhawatiran itu sudah digemakan   mencari peluang-peluang yang ada demi   Namun yang tidak boleh dilupakan
          oleh beragam kalangan, mulai perencana   meningkatkan kinerja dan memperluas   adalah sikap dari penyelenggara layanan
          keuangan hingga otoritas. Seringkali   usaha.                        tersebut. Sepatutnya perusahaan
          generasi milenial dan Gen Z membeli   Namun demikian, di lain pihak,   paylater, baik itu dari pelaku Fintech
          barang-barang yang tidak terlalu   melihat kecenderungan pengguna    maupun pelaku bank yang kini marak,
          dibutuhkan hanya karena sedang tren   paylater yang cenderung konsumtif dan   juga melakukan edukasi dan literasi
          dan dorong gaya semata. Bahkan,   ‘gali lubang tutup lubang’, fenomena itu   kepada masyarakat.
                                                                                  Para pelaku bisnis harus memiliki
          Kini sudah saatnya mereka memberikan                                 tanggung jawab secara etika dan sosial

          sumbangsih pada konsumen dengan cara memberi                         untuk mencerdaskan pengguna mereka
                                                                               agar lebih memahami risiko dan manfaat
          pemahaman soal plus minus dari layanan                               dari layanan paylater. Tuntutan itu
          mereka. Memberi kembali kepada komunitas bisa                        bukanlah hal yang berlebihan sebabnya
                                                                               para pemilik aplikasi dan layanan itu tentu
          membantu membangun goodwill dan loyalitas                            sudah mendapatkan bisnis yang besar dan

          merek sebuah perusahaan.                                             juga keuntungan tertentu dari banyaknya
                                                                               pengguna. Kini sudah saatnya mereka
                                                                               memberikan sumbangsih pada konsumen
          sebagian dari mereka memesan makanan,   cukup menggelisahkan. Bagaimana jika   dengan cara memberi pemahaman soal
          tiket pesawat, dan hotel untuk berlibur   mahasiswa yang menggunakan paylater   plus minus dari layanan mereka.
          meskipun sedang tidak memiliki uang.   untuk keperluan kuliah justru tidak   Langkah tersebut bisa saja
          Akibatnya, banyak anak muda yang   bisa menutup utangnya karena belum   dinamakan giving back to community
          terjerat utang hingga puluhan juta karena   berpenghasilan. Pada akhirnya dia akan   seperti yang sempat tren di negara-
          tidak mampu melunasi pembayaran.  terseret kasus gagal bayar yang bisa   negara barat. Memberi kembali kepada
            Jerat utang ini sering menimpa   membawanya ke masalah yang lebih   komunitas bisa membantu membangun
          pengguna paylater, khususnya anak   besar.                           goodwill dan loyalitas merek sebuah
          muda. Mereka biasanya mengambil      Tidak berhenti sampai di situ,   perusahaan. Nasabah zaman sekarang
          pinjaman di luar batas kemampuan dan   namanya akan terus berada dalam   lebih cenderung melakukan bisnis
          melakukan skema gali lubang, tutup   pantauan otoritas sebagai nasabah yang   dengan perusahaan yang mendukung
          lubang sehingga di saat utang yang satu   berada dalam daftar hitam pihak yang   hal-hal yang menjadi kebutuhan dan
          belum lunas, mereka justru mengambil   tidak diperkenankan mendapatkan   kepentingan mereka. Nah, sudah
          utang baru. Candu belanja online yang   pinjaman dari bank. Kondisi ini tentu   waktunya perusahaan lebih peduli pada
          dibarengi dengan minimnya literasi   masih diteruskan lebih panjang lagi,   kepentingan konsumen yang saat ini
          keuangan ini pun semakin memperburuk   dalam ilustrasi yang makin membawa si   didominasi oleh generasi milenial dan
          keadaan.                          nasabah dalam lingkaran setan.     Gen Z.*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 203 / 2024 / Th.XVIII  15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20