Page 11 - Stabilitas Edisi 188 Tahun 2022
P. 11
longgar dan kompetitif. mengatakan kolaborasi ini
“Tantangannya adalah terdiri dari berbagai aspek
bagaimana niche product and antara lain peningkatan akses
market yang dipegang BPR/ pembiayaan melalui skema
BPRS yang dapat melakukan channeling/referral, dukungan
penetrasi pasar sehingga teknologi untuk pemanfaatan
dapat bertumbuh dengan credit scoring calon penerima
baik. Harapannya BPR/BPRS pembiayaan berbasis
dapat menjadi lembaga yang data fintech, penggunaan bapak Budy Hermawan selaku tersebut atau kirakira Rp29,61
agile, adaptif, contributive, produk dana pihak ketiga Kanit 4 Subdit Pencucian triliun,” paparnya.
dan resilient dalam kontribusi BPR sebagai rekening dana Uang Dittipideksus Bareskrim Edy menjelaskan, transaksi
dalam pengembangan UMKM penerima pembiayaan fintech, POLRI; Ibu Dhannie Ullayza keuangan digital bisa menjadi
di daerah masingmasing,” serta pelaksanaan akses Zawir selaku VP Institutional satu faktor terjadinya tindak
kata Dian yang tampil sebagai transaksi pemindahbukuan Funding Investree; Bapak pidana pencucian uang. Risiko
pembicara kunci. dan pembayaran melalui Ivan Tambunan selaku Ketua ini sejalan dengan percepatan
Ketua Umum infrastruktur fintech dan bank. Bidang Hukum, Etika, dan digitalisasi keuangan berjalan
Kompartemen BPRS Asbisindo, Perlindungan Konsumen AFPI; dengan baik, seperti dilansir
Cahyo Kartiko, memaparkan lPPi virSem #80: dan bapak Kresno Sediarsi, dari data Bank Indonesia.
tantangan utama BPRS MitigaSi riSiko alumni SESPIBANK® 31 selaku Dimana uang elektronik di
untuk bertumbuh di tengah PenCUCian Uang di moderator. Melalui seminar ini kuartal pertama tahun 2022 ini
persaingan yang semakin diharapkan agar para peserta bisa mencapai 42,06 persen,
ketat. Konsentrasi pendanaan era digital dapat menambah wawasan di triwulan pertama year on
dan bagi hasil tinggi, pemilihan erkembangan teknologi dan perspektif baru mengenai year, dengan nilai transaksi
portofolio pembiayaan digital di sektor bagaimana memitigasi risiko mencapai Rp360 triliun atau
berisiko tinggi, model bisnis Pekonomi dan keuangan pencucian uang di era digital. naik 18,03 persen.
yang kurang jelas, serta masih memberikan banyak benefit Direktur Utama LPPI “Transaksi pertambahan
menggunakan teknologi antara lain kecepatan, efisiensi Edy Setiadi saat membuka digital di perbankan juga
sederhana menjadi tantangan dan efektivitas waktu, biaya ‘Virtual Seminar LPPI ke meningkat sebesar 34,9 persen
utama BPR/BPRS saat ini. dan jarak, memungkinkan 80 mengatakan, minat pada triwulan yang sama,
“Transformasi digital adanya kolaborasi dan masyarakat memanfaatkan dengan nilai meningkat 26,2
merupakan kondisi yang konektivitas dengan pihak layanan transaksi digital persen, sehingga menjadi
tidak dapat dihindari oleh lain serta kemudahan dalam semakin tinggi sejalan Rp51.729 triliun. Demikian juga
industri termasuk industri transaksi. Namun, kemajuan dengan kemudahan yang transaksi QRIS mencapai Rp4,5
BPR Syariah. Dengan adanya pesat teknologi digital, ditawarkan oleh bank maupun triliun,” papar Eddy mengutip
sinergi dan kolaborasi serta terutama untuk lembaga industri keuangan non data Bank Indonesia.
dukungan penuh dari otoritas, keuangan, juga memiliki bank. Namun demikian, ada Menurut Edy, transaksi
maka kebutuhan pasar akan risiko besar dimanfaatkan risiko menghantui transaksi digital sudah berkembang
transaksi digital oleh BPR oleh pelaku kejahatan digital yang berujung pada naik 5 hingga 7 kali lipat
Syariah akan lebih cepat seperti pencuncian uang dan pelanggaran hukum, yakni lebih besar dari dana pihak
terpenuhi,” jelasnya. pendanaan terorisme. penyucian uang. Maka dari itu, ketiga di bank. “Kalau kita
Sebagai langkah konkret Untuk itu, LPPI menggelar masyarakt diminta untuk lebih bandingkan transaksi tersebut
inovasi dan pengembangan Virtual Seminar LPPI ke80 waspada dan jeli. dengan dana pihak ketiga
BPRS, ALAMI Group sebagai dengan tema Mitigasi Risiko “Ini (transkasi digital) di perbankan. Dana pihak
peer to peer syariah Pencucian Uang Di Era Digital juga akan berakibat kepada ketiga sebesar Rp7.384 triliun,
mengambil langkah besar pada 14 Juli 2022. Seminar ini pencucian uang, khususnya dan dengan aset perbankan
dengan mengakuisisi PT dibuka langsung oleh Bapak hasilhasil korupsi. Dan kita Rp10.062 triliun. “Maka nilai
BPRS Cempaka Al Amin dan Edy Setiadi selaku Direktur lihat juga beberapa yang sudah transaksi tersebut (transaksi
mentransformasikannya Utama LPPI dan bapak Ivan nampak di global, khususnya digital) sudah mencapai
menjadi Hijra Bank pada Maret Yustiavandana Kepala PPATK di Jerman. Pernah terjadi juga. masingmasing 7 atau 5 kali
2021. yang menjadi keynote speaker. Itu transaksi digital yang palsu, lipat, dibandingkan dengan
CEO & Founder ALAMI Virtual Seminar kali ini diisi sudah hampir sekitar USD 8,21 dana pihak ketiga yang ada di
Group, Dima Djani, oleh tiga narasumber yaitu, miliar hilang dari rekening bank,” imbuhnya.
www.stabilitas.id Edisi 188 / 2022 / Th.XVII 11

