Page 49 - Stabilitas Edisi 188 Tahun 2022
P. 49

ada saat krisis menjelang,
                  otoritas –dan tentu juga
                  pelaku industri, adalah pihak
          Pyang paling khawatir soal
          penyaluran pembiayaan. Tidak hanya
          kemungkinan jumlahnya yang bakal
          melempem, tapi juga soal kualitas
          penyaluran dananya yang akan merosot.
            Kini ketika krisis dirasa mulai
          mereda, otoritas menjadi pihak yang
          paling bersemangat untuk memberikan
          dorongan perbankan agar kembali
          meningkatkan fungsi intermediasinya.
          Oleh karena itu ketika rapat kerja dengan
          Dewan Perwakilan Rakyat akhir Mei
          lalu, Ketua
            Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
          atau OJK Wimboh Santoso mengatakan
          bahwa pertumbuhan kredit akan
          meningkat terus. Bahkan tahun depan
          bisa mencapai 8,5 persen. “Kami
          prediksikan pertumbuhan kredit akan          Peningkatan kinerja intermediasi tersebut
          berada di 8,5 persen, bisa bias ke atas
          atau bawah sekitar 1 persen,” kata           terjadi di tengah perekonomian global
          Wimboh di depan Komisi XI DPR.               yang masih menghadapi tekanan inflasi
            Sebelumnya, OJK sudah menetapkan           yang persisten tinggi dan telah mendorong
          perkiraan bahwa tahun ini penyaluran
          dana bank akan berada pada level 7,5         pengetatan kebijakan moneter yang lebih
          persen. Angka-angka itu menjadi titik        agresif oleh mayoritas bank sentral dunia.
          balik dari kondisi dua tahun sebelumnya
          ketika kinerja kredit bank menukik
          minus 2,41 pada 2020 dan rebound 5,2         anto Prabowo, Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK
          persen pada 2021. Angka itu juga lebih
          tinggi dari angka pertumbuhan kredit
          pada 2019 yang sebesar 6,08 persen.
            OJK sudah mengeluarkan berbagai   kredit yang sudah dilakukan sejak   yang tumbuh 6,67 persen. Secara
          kebijakan dalam menangkal risiko   2020 dan akan berlanjut samapi 2023.   sektoral, kredit sektor pertambangan
          dan juga menjaga kinerja kredit dari   OJK juga akan mendorong sektor jasa   dan manufaktur mencatatkan kenaikan
          dampak wabah Covid-19. Hingga saat   keuangan memperluas produk digital   terbesar secara mtm masing-masing
          ini kebijakan untuk mendorong kredit   sehingga akses keuangan lebih luas.   sebesar Rp21,5 triliun dan Rp20,8 triliun.
          dan juga menjaga risikonya masih terus   Otoritas tetap memperhatikan kredit   “Peningkatan kinerja intermediasi
          dikeluarkan otoritas.             UMKM dalam satu ekosistem klaster   tersebut terjadi di tengah perekonomian
            Tahun ini regulator mengeluarkan   dengan menggunakan digital agar   global yang masih menghadapi tekanan
          aturan terbaru POJK Nomor 5/      bisa menjadi penopang perekonomian   inflasi yang persisten tinggi dan telah
          POJK.03/2022 tentang Lembaga      nasional.                          mendorong pengetatan kebijakan
          Pengelolaan Informasi Perkreditan    Prediksi otoritas perihal kredit 2023   moneter yang lebih agresif oleh
          (LPIP) dalam rangka mendorong     tampaknya berpotensi tercapai dengan   mayoritas bank sentral dunia,” kata
          penyaluran kredit dan inklusi keuangan   relatif mudah. Pasalnya berdasarkan   Deputi Komisioner Humas dan Logistik
          melalui pengembangan informasi    data sampai April kredit perbankan   OJK Anto Prabowo.
          perkreditan.                      telah tumbuh sebesar 9,10 persen
            OJK tampaknya juga akan         dibanding setahun lalu, meningkat   Optimistis
          meneruskan kebijakan restrukturisasi   signifikan dibandingkan dengan Maret   Menko Perekonomian Airlangga


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 188 / 2022 / Th.XVII  49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54