Page 51 - Stabilitas Edisi 188 Tahun 2022
P. 51
dengan data historis dan kondisi-kondisi
sebelumnya, saya masih melihat bahwa
pertumbuhannya masih akan moderat
di antara angka 6 persen Dan 7 persen.
Meskipun tetap ada kemungkinan kalau
tahun ini ada perbaikan,” kata dia kepada
Stabilitas.
Adapun alasan yang mendasari
prediksi tersebut, kata Amin, adalah
karena kondisi ekonomi, politik, sosial
yang belum mendukung, terutama terkait
kondisi global. Saat ini, ekonomi dunia
berada dalam ancaman konflik geopolitik
di Eropa karena kisruh politik antara
Rusia dan Ukraina.
Kedua negara itu adalah pemain
penting dari setidaknya dua komoditas
ini: gandum dan gas atau energi. Ukraina
sekurangnya memasok 20 persen dari
pasokan gandum dunia dan Rusia
menguasai 30 persen pasokan gas.
“Nah, kalau mereka berdua perang
maka akan menghambat pasokan,
supply-nya berkurang. Dengan supply
berkurang, maka otomatis demand yang
tinggi mengakibatkan harga naik, inflasi
naik,” jelas Amin. Bank Indonesia terlihat
Perubahan pada sisi supply pada masih bertahan untuk
pasokan rantai gas dan makanan pada menjaga suku bunga
ujungnya akan menimbulkan inflasi agar tidak bererak naik
karena masih bertemu denga demand demi terus mendorong
tinggi. Sehingga, lanjut dia, bank harus di tengah tingginya tekanan eksternal perbankan meningkatkan
relokasi kredit, ditambah lagi ada risiko terkait dengan ketegangan geopolitik pembiayaan.
pertumbuhan NPL yang cukup tinggi. Rusia-Ukraina serta percepatan
normalisasi kebijakan moneter di
Masih Bertahan berbagai negara maju dan berkembang.
Sementara itu, Bank Indonesia Sedangkan suku bunga perbankan
terlihat masih bertahan untuk menjaga terus mengalami penurunan sejalan
suku bunga agar tidak bererak naik dengan tren menurunnya risiko kredit.
demi terus mendorong perbankan Di pasar uang, suku bunga pada 27 April pemulihan aktivitas ekonomi. Perbankan
meningkatkan pembiayaan. Pada rapat 2022 sebesar 2,81 persen, tidak jauh melanjutkan dukungan pembiayaan ke
Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia berbeda dibandingkan dengan level April sektor prioritas, dengan pemberian suku
pada 23-24 Mei 2022 memutuskan untuk 2021 yang sebesar 2,79 persen. Di pasar bunga kredit yang relatif lebih rendah
mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo dana, suku bunga deposito satu bulan dibandingkan dengan kredit sektor
Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku perbankan turun sebesar 80 bps sejak nonprioritas.
bunga deposit facility sebesar 2,75 persen, April 2021 menjadi 2,86 persen pada “Bank Indonesia memandang peran
dan suku bunga lending facility sebesar April 2022. perbankan dalam penyaluran kredit/
4,25 persen. Di pasar kredit, suku bunga kredit pembiayaan termasuk melalui penurunan
Keputusan ini sejalan dengan baru lebih rendah 43 bps pada periode suku bunga kredit dapat ditingkatkan
perlunya pengendalian inflasi dan yang sama, sejalan dengan penurunan guna semakin mendorong pemulihan
menjaga stabilitas nilai tukar, serta tetap SBDK dan perbaikan persepsi risiko ekonomi nasional,” pungkas Gubernur BI
mendorong pertumbuhan ekonomi, perbankan di tengah berlanjutnya Perry Warjiyo.*
www.stabilitas.id Edisi 188 / 2022 / Th.XVII 51

