Page 47 - Stabilitas Edisi 188 Tahun 2022
P. 47
nasabah akan lebih cepat, praktis, dan
aman. “Karena kalau menggunakan
kartu, sekuritisasinya hanya melalui
PIN. Namun melalui mobile banking,
tarik tunai tanpa kartu akan diproteksi
dua kali, petama PIN transaksi mobile
banking, dan kedua Kode Tarik Tunai.
Kode ini hanya berlaku beberapa menit
saja. Jadi lebih aman bagi nasabah.
Kami perkirakan akan ada peningkatan
transaksi hingga 20 persen,” jelas Charles
di kesempatan yang sama.
Dia menambahkan, kolaborasi
ini sebagai salah satu upaya dalam
mengimplementasikan alternatif
transaksi dari industri perbankan digital.
Kami juga open, untuk sebaliknya (ATM
KB Bukopin melayani tarik tunai tanpa
kartu nasabah CIMB NIaga). Dan tidak
menutup kemungkinan untuk menjalin
kerjasama dengan bank lain,” imbuhnya.
Direktur Utama Artajasa M. Ma’ruf Karena kalau menggunakan kartu,
menuturkan bahwa penggunaan layanan
cardless withdrawal saat ini semakin luas sekuritisasinya hanya melalui PIN. Namun
dan dapat diterima oleh masyarakat. Dan melalui mobile banking, tarik tunai tanpa
untuk implementasi cardless withdrawal kartu akan diproteksi dua kali, petama PIN
beda bank merupakan solusi bagi
nasabah perbankan dalam menjawab transaksi mobile banking, dan kedua Kode
kebutuhan transaksi perbankan secara Tarik Tunai.
mudah, cepat dan aman. Maka Artajasa
sebagai perusahaan pioner switching
di Indonesia, turut memfasilitasi Charles Budiman, Executive Vice President – Digital Division
CIMB Niaga menjadi first mover bank Head Bank KB Bukopin
acquirer dan Bank KB Bukopin menjadi
first mover bank issuer untuk layanan
cardless withdrawal beda bank sehingga
layanan ini bisa bermanfaat bagi industri yang belum tersentuh layanan bank bank (unbanked) dan yang sudah punya
perbankan. (unbanked) juga masih besar. rekening tetapi belum memiliki akses
Tentunya mendukung program Bank Mengutip data BPS, pengguna terhadap layanan perbankan masih
Indonesia dalam percepatan digitalisasi internet pada tahun 2014 baru mencapai besar. Riset Google, Temasek, dan Bain
sistem pembayaran Indonesia dengan 10,92 persen dari total populasi & Company 2019 (dalam e-Conomy SEA
menciptakan ekosistem 3i (integrated, Indonesia. Pada 2019 jumlah telah 2019) mencatat masih ada sekitar 92 juta
interoperable, interconnected). Serta mencapai 43,52 persen dan pada 2020 penduduk Indonesia termasuk kategori
menjawab kebutuhan pelanggan guna naik lagi jadi 53,73 persen. Sedangkan unbanked dan 47 juta dalam kategori
menyediakan metode pembayaran berdasarkan laporan Digital 2021, underbanked.
yang serba mobile. Dengan fasilitas WeAreSocial & HootSuite, penggunaan Faktor ini menunjukkan bahwa
jasa keuangan secara mobile yang kian smartphone di Indonesia sudah mencapai pertumbuhan ekonomi digital, termasuk
mudah, diharapkan dapat memperluas 98,2 persen dengan penetrasi Internet digital bank di Indonesia, masih sangat
akses masyarakat ke jasa perbankan. 73,7 persen untuk populasi jumlah terbuka lebar. Tinggal diperlukan
Sebab kendati populasi penduduk penduduk tercatat 274,9 juta jiwa. kolaborasi antara perbankan dan pelaku
Indonesia pengguna smartphone Namun, jumlah penduduk Indonesia ekonomi digital untuk bisa lebih cepat
terus meningkat, namun masyarakat penduduk yang belum punya akses ke menggarap potensi pasar yang ada. *
www.stabilitas.id Edisi 188 / 2022 / Th.XVII 47

