Page 42 - Stabilitas Edisi 188 Tahun 2022
P. 42
Miskonsepsi Faktor
Pendukung Karier
Oleh Aji Yogi Panggayuh, Relationship Manager LPPI
erapa dalam buku “Empowering Yourself: The
banyak dari Organizational Game Revealed” menuliskan bahwa
kita yang Performa yang seringkali dianggap penentu
Bmengalami segalanya, ternyata hanya berpengaruh 10 persen
kebingungan dalam terhadap kesuksesan seseorang. Lantas apa faktor
meng-akselerasi karier? sukses lainnya?
Rasa-rasanya kita sudah Coleman mengungkapkan bahwa kesuksesan
memberikan yang karier dipengaruhi oleh tiga elemen, yakni
terbaik dan memenuhi Performance (10 persen), Image (30 persen) dan
tuntutan perusahaan, Exposure (60 persen). Model ini dikenal luas oleh
sehingga merasa puas para pakar, akademisi, serta pemimpin organisasi
dengan kinerjanya dan dan korporasi kelas dunia. Mereka memberikan
berekspektasi mendapat imbal balik yang pantas apresiasi luar biasa karena model ini dinilai
dari perusahaan, naik gaji atau promosi misalnya. aplikatif dan masih relevan hingga sekarang.
Namun ternyata banyak sekali di antara kita yang Berikut kita coba pahami bersama konsep dan
harus kecewa karena kenyataannya tidak sesuai proporsi dari ketiga elemen itu untuk akselerasi
harapan. karier.
Bagi individu yang berpola pikir terbuka,
respons yang muncul biasanya lebih bijaksana Performance (10 persen).
dengan lebih menyibukkan diri berintrospeksi Performa dapat diartikan sebagai pekerjaan
dan menyusun strategi yang cocok untuk sehari-hari dan kualitas yang dihasilkan. Meskipun
mengaktualisasikan harapannya. Di sisi lain, prosentasenya kecil, jika seseorang ingin karirnya
individu dengan pola pikir terbelenggu biasanya meroket maka ia wajib menjadi seorang consistent
cenderung tenggelam dalam kekecewaan high performer karena inilah syarat awal fase
mendalam. Hingga memunculkan asumsi dalam skrining, layaknya riwayat pendidikan saat kita
dirinya bahwa promosi dan menaiki tangga lebih melamar pekerjaan pertama. Setiap individu harus
tinggi dalam karier bukanlah takdirnya. Adapula memiliki performance plan yang jelas. Bicarakan
yang kadang lebih sibuk membangun argumentasi dengan pimpinan untuk menyusun rencana yang
pembelaan dan menganggap perusahaan lebih matang, kontributif terhadap perusahaan,
tempatnya bekerja tidak adil. dan terukur.
Peristiwa di atas kerap terjadi pada perjalanan Akan menjadi lebih akurat pengukuran kualitas
karier seseorang dalam organisasi. Meskipun kerjanya jika kita dan pimpinan sama-sama
terdapat tiga contoh reaksi berbeda, namun memahami level kompleksitas tiap-tiap pekerjaan,
sebenarnya semua individu di atas membutuhkan sehingga penilaian tetap obyektif dan fair untuk
bantuan yang sama, yaitu pemahaman atas faktor semua pihak. Faktor Performance ini layaknya
pendorong karir mereka. babak kualifikasi dalam dunia olah raga, jika kita
Harvey J. Coleman, konsultan sumber daya belum siap maka kesempatan mencoba lagi baru
manusia terkemuka dan pembicara internasional, akan datang musim depan.
42 Edisi 188 / 2022 / Th.XVII www.stabilitas.id

