Page 37 - Stabilitas Edisi 184 Tahun 2022
P. 37
indra Aditya Kusuma
Faculty & Team Leader Research and Development LPPI
menyampaikan Rencana Aksi Keuangan harus mempersiapkan talenta yang Pada penilaian prestasi kerja
Berkelanjutan (RAKB) kepada OJK, serta memiliki kompetensi “hijau”. Persiapan pegawai, indikator penilaian kinerja
penyampaian Laporan Keberlanjutan yang dilakukan tidak hanya sebatas pegawai mulai diberikan sasaran unjuk
(Sustainability Report) kepada publik. pengetahuan, namun juga dilengkapi sikap yang berdampak langsung ke
Di dalamnya pada Pasal 7 ayat keterampilan dan yang terpenting adalah lingkungan seperti perilaku penggunaan
(1) terdapat tiga prioritas yang dapat sikap yang mengedepankan profit, daur ulang ataupun kesadaran akan
dilakukan yakni pertama, pengembangan people dan planet. efisien energi.
produk dan/atau jasa Keuangan Menyiapkan ‘talenta hijau’, dapat
Berkelanjutan, Kedua, pengembangan dilakukan secara komprehensif pada Kenapa Harus?
kapasitas intern, atau ketiga, penyesuaian setiap tahapan pengelolaan sumber daya Berdasarkan survey yang dilakukan
organisasi, manajemen risiko, tata kelola, manusia. Dimulai dari tahapan awal Pew Research Center terhadap warga
dan/atau SOP yang sesuai dengan prinsip yaitu saat penerimaan pegawai dimana AS pada 2021 menyatakan bahwa Gen
penerapan Keuangan Berkelanjutan. rekrutmen pegawai harus senantiasa Z (67 persen) dan Milenial (71 persen)
Sementara pada Roadmap Keuangan memperhatikan komposisi gender, lebih melihat isu perubahan iklim
sebagai prioritas utama yang harus
Pada tahapan pengembangan pegawai, diperhatikan pemerintah. Angka itu
lebih tinggi dibandingkan para generasi
perusahaan dapat senantiasa secara rutin sebelumnya yakni Gen X (63 persen) dan
memberikan pendidikan singkat terkait Baby Boomers (57 persen).
Fakta itu sejalan dengan hasil
awareness keuangan berkelanjutan pada survei di Indonesia pada tahun yang
setiap level jabatan. sama oleh lembaga Indikator Politik
Indonesia dan Yayasan Indonesia
Cerah. Hasil survei kedua lembaga itu
Berkelanjutan Tahap II, dengan teknologi yang efisien, dan komitmen terhadap kekhawatiran Milenial dan
tagline “The Future of Finance”, OJK serta pandangan akan kepedulian Gen Z pada isu-isu strategis didapat
mengupayakan percepatan implementasi lingkungan. kesimpulan bahwa Isu Kerusakan
keuangan berkelanjutan, termasuk di Kemudian pada tahapan Lingkungan Hidup berada pada
antaranya meningkatkan awareness dan pengembangan pegawai, perusahaan peringkat kedua teratas (52 persen) dan
capacity building. dapat senantiasa secara rutin hanya terlampui oleh permasalahan
Baik tahap I dan tahap II, otoritas memberikan pendidikan singkat terkait korupsi (64 persen).
tetap memprioritaskan pengembangan awareness keuangan berkelanjutan pada Akhirnya, mungkin kita tidak
kapasitas intern atau capacity building setiap level jabatan. Atau menerapkan perlu terkejut apabila talenta-talenta
dalam hal ini pengembangan sumber proses pembelajaran dengan terbaik (yang kebanyakan Gen Z dan
daya insani internal perusahaan. memanfaatkan learning management Milenial) di perusahaan kita sudah
Pengembangan kapasitas lazim system (LMS), knowledge management mulai bertanya dan mengamati seberapa
dilakukan dengan memberikan yang dikombinasikan melalui metode besar komitmen perusahaan kita
pengetahuan kepada pegawai yang lama hybrid dan microlearning sehingga terhadap lingkungan hidup. Jika tidak
maupun para pegawai baru yang akan efisien. Pengembangan spesialisasi terkait kita persiapkan dengan baik, maka
bergabung dengan perusahaan akan fungsi, tugas, dan pekerjaan ke arah niscaya tidak hanya disrupsi digital
pemahaman keuangan berkelanjutan. green jobs juga dapat mulai dikaji atau yang dihadapi perusahaan, namun juga
Namun apapun yang akan dilakukan, bahkan bisa langsung diimplementasikan disrupsi talenta. Tentu kita tidak ingin
ke depan lembaga keuangan sudah setelahnya. menghadapi masalah demikian, bukan?
www.stabilitas.id Edisi No.184 / Tahun 2022 37

