Page 9 - Land Reform Lokal Ala Ngandagan: Inivasi system Tenurial Adat di Sebuah Desa Jawa, 1947-1964
P. 9

Land Reform Lokal A La Ngandagan


                        sawah kuliannya; dan sebagai timbal baliknya,
                        ia diharuskan mengabdi sebagai buruh kepada
                        kuli baku tersebut. Pada masa Soemotirto,
                        pola hubungan patronase ini diputuskan
                        dengan menarik kembali sawah komunal hasil
                        penyisihan ini langsung dikelola oleh desa.
            Buruhan    : petak sawah yang berasal dari sawah kuliah
                        yang disisihkan oleh pemegangnya untuk
                        diberikan sebagai hak garap kepada petani tak
                        bertanah. Pemberian hak garap ini membuat
                                       `
                        si penerimanya terikat pada pihak pertama
                        dalam hubungan patron-klien
            Danton     : kepala hansip   yang bersifat mutlak
                                       v
            Eigendom  : hak milik pribadi; konsep kepemilikan a la
                        Barat
            Gogolan    : tanah milik komunal yang dikelola oleh desa
                        dan hak garapannya digilirkan di antara warga
                        inti desa secara periodik maupun sampai
                        pemegangnya meninggal dunia. Dalam
                        perkembangannya, kontrol desa atas tanah
                        komunal ini kian melemah dan hak warga
                        desa yang menguasai bidang-bidang tanah
                        tersebut semakin kuat dan serupa dengan hak
                        milik penuh (yasan)
            Grojogan : mekanisme tukar menukar tenaga kerja
                        menurut curahan hari kerja. Mekanisme
                        ini diperkenalkan oleh Lurah Soemotirto
                        sebagai ganti dari pola-pola pengupahan
                        dan penyakapan tanah dalam produksi
                        pertanian

            viii
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14