Page 22 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria dan Krisis Sosial Ekologi
P. 22

dimaksudkan oleh Gunawan  Wiradi dalam berbagai
           tulisannya (al. Wiradi 1999, 2009).


               TIPE          PENGERTIAN               CONTOH

            Aneksasi   Merujuk pada tindakan    • Garut (Dangiang dan
                       kolektif penduduk untuk    Sukatani)
                       secara paksa membuka,    • Ciamis (Pasawahan
                       bercocok-tanam, dan        II)
                       sekaligus bermukim di    • Tasikmalaya
                       sebidang tanah hutan negara   (Sindang Asih)
                       atau tanah perkebunan milik   • Kendal (Trisobo)
                       perusahaan negara/swasta
            Kultivasi   Merujuk pada ambiguitas   • Cilacap (Kecamatan
                       status tanah yang direklaim:   Kampung Laut)
                       di satu sisi ia secara faktual   • Kulon Progo
                       diusahakan oleh penduduk,   (wilayah pesisir)
                       tetapi secara formal masih
                       diklaim dan dikelola sebagai
                       bagian dari entah kawasan
                       konservasi, hutan produksi
                       atau areal perkebunan besar,
                       atau bahkan areal tanah milik
                       penguasa tradisional (Paku
                       Alaman Grond)
            Integrasi   Merujuk pada kolaborasi   • Ciamis (Banjar
                       negara dan komunitas lokal.   Anyar)
                       Misalnya, adanya
                       kesepakatan konservasi
                       masyarakat dalam konteks
                       manajemen taman nasional,
                       atau berupa pengakuan negara
                       atas klaim yang dibuat oleh
                       penduduk

                Tabel 1. Tiga Tipe Pembaruan Agraria Berbasiskan Rakyat
                (Kategorisasi tiga tipe di atas mengutip Sitorus et al: 2004)
                Perbedaan bentuk-bentuk PABR seperti tersebut di atas
           tentunya tidak bisa dilepaskan dari ragam masalah agraria
           dan situasi umum yang dihadapi di daerah, yang tentunya
           memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain.

                                                                   8
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27