Page 27 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria dan Krisis Sosial Ekologi
P. 27
gejala yang terus berlangsung dan dipertahankan dalam moda
kapitalisme global.
Khusus di Indonesia, pasca runtuhnya rejim otoriter
orde baru, ditandai hadirnya bentuk-bentuk gerakan petani
yang menuntut keadilan agraria (Bachriadi, 2009). Muncul-
nya ruang-ruang politik baru untuk pertarungan dan per-
undingan (Noer Fauzi, 2009) sebagai akibat dari pengaruh
antara proses-proses kebijakan desentralisasi, proyek-proyek
pengembangan masyarakat dan perbaikan lingkungan dari
pemerintah dan Perhutani, maupun kerja-kerja dampingan
dari organisasi non-pemerintah. Khusus di daerah dataran
tinggi Kabupaten Garut, Jawa Barat, proses penetrasi per-
usahaan perkebunan dan kehutanan telah menjadi salah satu
penyebab lepasnya petani dari alat produksi utama yakni
lahan garapan. Sebagai lokasi yang dipilih pada penelitian
ini, yakni desa Dangiang (hamparan Cikuray) dan desa Suka-
tani (hamparan Papandayan), hadirnya bentuk pengorga-
nisasian dan penguatan petani (dari bawah) dalam menuntut
dan membongkar persoalan ketimpangan agraria akibat
masuknya perusahaan perkebunan dan kehutanan baik dari
pihak swasta maupun negara turut mempengaruhi kondisi
kesejahteraan petani dataran tinggi Jawa Barat.
Berangkat dari paparan awal ini, lebih jauh akan diurai-
kan bagaimana pola pembentukan modal, ekstraksi surplus
dan penciptaan kemiskinan, serta peran gerakan tani lokal
dalam upaya penguatan ekonomi rumah tangga petani di
daerah pertanian dataran tinggi, studi kasus di desa Dangiang
yang berada dalam Kecamatan Cilawu di hamparan gunung
Cikuray, dan desa Sukatani, dalam Kecamatan Cisurupan di
hamparan gunung Papandayan. Keduanya di Kabupaten
Garut, Jawa Barat.
13