Page 211 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 211

188   FX. Sumarja


            berlaku  sebagai  undang-undang  bagi mereka  yang membuatnya.
            Perlu  diperhatikan bahwa  perjanjian  tersebut harus mengingat
            juga kepatutan, kesusilaan  dan  undang-undang  yang  lain. Dasar
            hukum BGS  selain  tunduk  pada  asas kebebasan berkontrak,  juga
            pada Kepmenkeu No. 248/KMK.04/1995  tentang Perlakuan Pajak
            Penghasilan  Terhadap Pihak-Pihak  Yang Melakukan Kerjasama
            Dalam Bentuk Perjanjian Bangun Guna Serah.  Ketentuan  yang
            mengarahkan pemegang hak atas tanah perorangan/badan hukum
            swasta untuk  memaksimalkan pemanfaatan  tanah  dengan pihak

            lain  dapat  disimak  pada ketentuan Pasal 3 Kepmenkeu No. 248/
            KMK.04/1995, sebagai berikut:
            (1)  Bangunan yang diserahkan oleh investor kepada pemegang hak
                atas tanah setelah masa perjanjian bangun guna serah berakhir
                adalah merupakan penghasilan bagi pemegang hak atas tanah

                berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
                Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No.
                10 Tahun 1994.
            (2)  Atas penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terutang
                Pajak Penghasilan sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto
                nilai yang tertinggi antara nilai pasar dengan Nilai Jual Objek
                Pajak (NJOP)  bangunan  yang bersangkutan  sebagaimana
                dimaksud dalam UU No. 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
                Bangunan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 12 tahun

                1994 dan harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal 15 bulan
                berikutnya setelah masa guna serah berakhir.
            (3)  Pembayaran Pajak Penghasilan  sebagaimana  dimaksud  pada
                ayat (2), bagi orang pribadi bersifat final dan bagi Wajib Pajak
                badan adalah merupakan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal
                25 yang dapat diperhitungkan dengan Pajak Penghasilan yang
                terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan.

            (4)  Nilai  perolehan  atas  bangunan  yang  diterima  dari  investor
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216