Page 417 - Kembali ke Agraria
P. 417
Usep Setiawan
dikenal sebagai agenda inti dari reformasi agraria sejati. Landreform
tanpa distribusi dan redistribusi tanah tentu saja kehilangan makna.
Kaum miskin (buruh tani, petani penggarap, petani gurem, dan rakyat
kecil) yang sangat tergantung pada penguasaan dan pemanfaatan
tanah harus jadi subjek penerima manfaat reformasi agraria. Sejauh
ini belum ada upaya serius untuk mengakhiri peningkatan jumlah
petani gurem dengan skala penguasaan tanah di bawah 0,5 hektare.
Lain halnya dengan agenda sertifikasi tanah massal secara gratis
yang gencar digalakkan pemerintah. Presiden Yudhoyono telah me-
launching program layanan rakyat untuk sertifikasi tanah. Program
itu dinilai positif dari sisi penertiban sistem administrasi pertanahan
sehingga pelayanan pemerintah di bidang pertanahan jadi lebih efek-
tif dan efisien. Namun, sejumlah kalangan melontarkan kritik atas
program sertifikasi ini. Ada yang menilai program itu bukan kebu-
tuhan mendesak di tengah maraknya konflik agraria dan sengketa
tanah, serta tajamnya ketimpangan pemilikan dan penguasaan tanah.
Bahkan, dikhawatirkan program itu hanya akan mengukuhkan dan
melanggengkan ketimpangan struktur agraria.
Lebih jauh, sertifikasi tanah massal dipandang sebagai jembatan
yang memperlancar sistem ekonomi neoliberal yang masuk melalui
mekanisme pasar tanah (land market). Dengan sertifikasi tanah secara
massal (walaupun gratis), eksistensi tanah yang telah besertifikat itu
segera bergeser jadi “komoditas” sehingga menjadi barang dagangan
yang lebih gampang diperjualbelikan dan masuk ke sektor perbankan.
Alih-alih menertibkan administrasi pertanahan sehingga pela-
yanan pemerintah di bidang pertanahan, sertifikasi tanah secara
massal dalam jangka panjang berpotensi menambah rumit struktur
agraria kita karena ketimpangan dan ketidakadilan telanjur terlega-
lisasi melalui sertifikat tanah sebagai bukti terkuat pemilikan tanah.
Setelah Pemilu 2009
Potensi eksistensi agenda reforma agraria pada pemerintahan
baru hasil Pemilu 2009 akan sangat tergantung beberapa faktor penen-
398

