Page 91 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 91

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          Meja Bundar. Perundingan secara maraton itu dimulai 2
                          Agustus dan berakhir 2 November 1949. Selama dua bulan
                          penuh perundingan panjang  itu akhirnya  menemukan
                          kesepakatan antara dua belah pihak. Selain kesepakatan
                          penting di bidang politik, militer, kebudayaan, dan ben-
                          tuk negara, yang tak kalah penting adalah kesepakatan
                          tentang “Keuangan dan Perekonomian yang di dalamnya
                          menyepakati tentang Hak-hak, Konsesi-konsesi, dan Izin-
                          izin atas aset dan usaha-usaha Belanda di Indonesia. Satu-
                          satunya yang tidak menemukan kata sepakat adalah per-
                          soalan Irian, masing-masing tetap bertahan pada pendi-
                          riannya,  sementara  juru  runding  harus  mengakhiri
                          sebelum 2 November 1949. Akhirnya kesepakatan tentang
                          Irian  akan dilanjutkan  setelah penyerahan  kedaulatan
                          Indonesia (Jawatan Penerangan, 1949).

                              Dalam beberapa kesepakatan dengan Belanda, salah
                          satu poin penting yang perlu dilihat adalah kata sepakat
                          dalam “Persetujuan Keuangan dan Perekonomian” yang
                          dihasilkan dari meja runding di Den Haag (KMB 1949),
                          karena  dalam  poin  inilah  kemudian  yang  mendasari
                          lahirnya UU No. 1 Tahun 1952 tentang Penetapan Undang-
                          undang  Darurat  Nr.  2 Tahun  1951 yang  memungkin
                          Belanda mengangkut barang-barang  mereka dari Indo-
                          nesia dan kebuntuan kesepakatan Irian Barat yang meng-
                          hasilkan UU Nasionalisasi Perusahaan-perusahaan Belan-
                          da dengan skema ganti rugi. Hal itu juga yang menjadi
                          alasan mengapa bekas Erfpacht (perkebunan ex-Belanda)
                          tidak  masuk  dalam  skema  objek  landreform.  Jadi,
                          kesepakatan Indonesia Belanda dalam KMB tahun 1949

                                                                              55
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96