Page 62 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 62

Melacak Sejarah Pemikiran Agraria


                   Berbagai riset empiris yang dilakukan oleh kelompok itu
               menghasilkan kritik terhadap modernisasi desa yang dilakukan
               oleh Orde Baru selama diberlakukannya kebijakan “Revolusi
               Hijau”. Menurut mereka, kebijakan itu hanya menguntungkan
               petani kelompok atas dan semakin mempertajam ketimpangan
               sosial yang ada. Tesis penting mereka terkait gambaran peru-
               bahan pertanian-pedesaan yang terjadi adalah “Modernization wi-
               thout Development”. 14
                   Kebijakan Revolusi Hijau, menurut mereka, seharusnya
               bukan hanya alih-teknologi (dari tradisional menuju modern),
               namun yang lebih strategis adalah transformasi kelembagaan
               desa dan masyarakat,    alih fungsi dan kepemilikan sumber-
               sumber ekonomi desa (tanah), pelibatan berbagai elemen (perem-
               puan dan petani kelas gurem dan tunakisma), pemahaman ten-
               tang gizi dan kemandirian pangan, dan keterkaitan antara sektor
               non-farm dan on-farm secara timbal balik. Kata kunci dari transfor-
               masi itu adalah restrukturisasi penguasaan sumber-sumber pro-
               duksi, yakni tanah.
                   Para ilmuwan dalam mazhab ini sangat berpengaruh dan
               memiliki otoritas tinggi dalam dunia akademik Indonesia. Maz-



               (PTM) sejak 1951. Berbeda dengan program IPB di atas yang sangat penting
               dalam mengkonstruksi rumusan teoritis dalam studi pertanian yang ditempuh
               oleh mahasiswa, PTM merupakan program dalam bentuk pengajaran sekolah
               terutama di luar Jawa. Sampai dengan tahun 1957 telah berhasil dikirim sejumlah
               1.400 mahasiswa guna mengajar di 161 SLTA di seluruh Indonesia. Tradisi
               semacam itu kemudian diformalkan oleh Koesnadi Hardjasoemantri tatkala
               menjabat Kepala Direktorat Pendidikan Tinggi pada tahun 1971. Formalisasi itu
               dikenal dengan program KKN dan mulai masuk kurikulum perguruan tinggi sejak
               tahun 1973. Pengalaman itu ditulis-kembangkan sebagai disertasi di IPB dengan
               judul Pengaruh KKN pada Pembangunan Masyarakat Desa. Satu lagi gelar doktor
               dari Universitas Padjadjaran, Bandung, dengan disertasi Pengaruh KKN pada
               Pribadi Mahasiswa.  Lihat www.tokohindonesia.com/koesnadihardjasoemantri,
               diakses tanggal 18 Juni 2007, 8:08:58. Selebihnya baca Munandir (ed.), PTM
               Sebagai Bentuk Perjuangan Mahasiswa Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, (Yogyakarta:
               UGM Press, 2001).
                   14  Lihat, Sajogyo, “Modernisasi tanpa Pembangunan”,  dalam Sajogyo,
               Ekososiologi, Deidologisasi Teori, Restrukturisasi Aksi (Petani dan Pedesaan Sebagai
               Kasus Uji) (Francis Wahono [ed.]), (Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat
               Cerdas, bekerjasama dengan Sains, dan Sekretariat Bina Desa, 2006), hal. 157-
               175.
                                                                          9
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67