Page 137 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 137

BAB 07


                                                      Penutup


                “Cultural identity is a fundamental aspect of human dignity, and
                              it must be respected in all policies and actions.”
                                                           - Paulo Freire










            Masyarakat adat di Kampung Naga mempertahankan sistem pengelolaan
            tanah yang berakar pada adat istiadat dan tradisi yang telah diwariskan
            secara  turun-temurun.  Sistem ini  mencakup berbagai  aturan  adat
            mengenai pemanfaatan,  pemeliharaan,  dan pembagian  lahan  yang
            dianggap  sakral  dan  esensial  untuk kelangsungan hidup komunitas.
            Meskipun pemerintah  menerapkan  kebijakan pendaftaran  tanah yang
            bertujuan memberikan  kepastian  hukum  atas hak  milik,  masyarakat
            Kampung Naga lebih mengutamakan  sistem  tradisional  mereka.
            Pengakuan terhadap hak-hak adat ini menunjukkan bahwa masyarakat
            adat memiliki cara tersendiri yang dinilai lebih sesuai dan efektif dalam
            mengelola sumber daya alam.

                Perjuangan Kampung Naga untuk mendapatkan penguatan status
            hukum secara  formal  terhadap  keberadaannya sebagai  Kampung
            Adat melalui perjalanan yang panjang.  Dimulai dari tidak mencukupi
            persyaratan jika dilihat dari UU Desa. Kemudian bisa masuk kualifikasi
            sebagai Kampung Adat jika dilihat dari Permendagri Nomor 52 Tahun
            2014.  Lebih lanjut  pada  tahun 2015 Kampung Naga  diakui  sebagai
            Kampung Adat melalui Keputusan Bupati Kabupaten Tasikmalaya Nomor.
            430/Kep.180-Huk/2015  tentang Penetapan Kampung  Adat Naga Desa
            Neglasari Kecamatan Salawu sebagai Lembaga Adat yang berkedudukan
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142