Page 139 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 139

Konflik ini dapat menghambat proses pendaftaran tanah dan mengurangi
            efektivitas kebijakan tersebut.
                Pemerintah perlu  mengadopsi pendekatan  yang  lebih partisipatif
            dalam merumuskan  dan melaksanakan kebijakan  pendaftaran  tanah
            di wilayah adat. Melibatkan masyarakat adat dalam setiap tahap proses
            pendaftaran  tanah dapat  meningkatkan  pemahaman dan  penerimaan
            terhadap kebijakan  tersebut. Dialog  yang  terbuka  dan inklusif  antara
            pemerintah dan  masyarakat adat  sangat  penting  untuk  menciptakan
            kebijakan yang adil dan berkelanjutan.

                Perlu adanya pengesahan Peraturan Daerah (Perda) untuk mengakui
            dan  melindungi  hak-hak  masyarakat  adat  dan  pranata  adat,  sehingga
            Pranata  adat  dapat  dilibatkan  secara  aktif  dalam  proses  pendaftaran
            tanah. Selain itu, perlu adanya integrasi dalam sistem hukum nasional
            yang melaraskan hukum adat dengan hukum nasional, agar keputusan
            pranata adat dapat diakui  dan dihormati  secara  hukum.  Kepala adat
            dan  tokoh masyarakat  setempat berperan  sebagai mediator  antara
            pemerintah dan  masyarakat adat, sehingga  kebijakan yang diterapkan
            lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal.

                Pemerintah  dan  lembaga  terkait perlu  mengembangkan program
            edukasi yang ditujukan kepada masyarakat adat mengenai pentingnya
            pendaftaran tanah dan manfaat yang dapat diperoleh. Program edukasi
            ini  harus disesuaikan dengan  konteks  lokal  dan disampaikan dengan
            cara  yang mudah  dipahami  oleh masyarakat  adat.  Edukasi  yang baik
            dapat membantu mengurangi resistensi dan meningkatkan kesadaran
            masyarakat terhadap pentingnya pendaftaran tanah.
                Perlu dikaji ulang terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
            1997 perihal penetapan subjek hak milik atas tanah. Dalam peraturan
            tersebut hanya disebutkan bahwa yang dapat menjadi subjek hak atas
            tanah  yaitu  perorangan, kelompok,  dan badan hukum. Sementara
            Lembaga Adat tidak memiliki posisi di antara ketiganya, sehingga perlu
            dikaji ulang agar kedudukan lembaga adat dapat menjadi subjek hak di
            hadapan hukum. Sementara itu, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
            1963 juga harus diteliti dan dikaji ulang, karena Badan-badan hukum yang



            120   Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144