Page 485 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 485
M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)
dengan keluarnya UUPA bulan September, baru 1,15 juta
hektar tanah yang dikuasai negara yang diberikan kepada
masyarakat melalui mekanisme redistribusi. Dan ternyata
kajian kita juga menunjukkan bahwa mereka yang menerima
redistribusi ini tidak senantiasa kesejahteraannya mening-
kat, kehidupannya membaik karena ada persoalan-perso-
alan lain yang tidak menjadi pertimbangan dari proses redis-
tribusi ini, yaitu terbukanya akses bagi masyarakat setelah
punya tanah bagaimana mereka bisa memanfaatkan diri dan
mengkaitkan dengan sumber-sumber ekonomi yang lain,
termasuk pembiayaan teknologi dan seterusnya. Bahkan
yang menarik adalah penerima redistribusi ini banyak yang
justru kesejahteraannya turun oleh karena setelah mereka
memperoleh redistribusi itu, tanahnya dijual atau justru
dikondisikan sebelumnya untuk terpaksa dijual yang kita
tidak boleh menghalangi hal ini. Inilah tataran kedua, yakni
realita yang kita hadapi di masyarakat.
Ketiga, kita melihat secara jelas bahwa sengketa dan
konflik pertanahan sangat sistematik dan sangat mendasar
terjadi di seluruh tanah air ini. Bahkan ketika kita totalkan
keseluruhan sengketa dan konflik pertanahan ini, kita telu-
suri persoalan-persoalannya dan tipologi persoalan-perso-
alannya, dan ketika saya berdiskusi dengan Kapolri—saya
tanyakan lebih complicated mana menangani sengketa dan
konflik pertanahan yang terjadi di seluruh Indonesia ini
dibanding dengan illegal logging? Beliau mengatakan, perso-
alan pertanahan lebih complicated. Dan kita juga tahu, dan
ini hampir menjadi jargon yang cukup lama yang kita gu-
nakan, bahwa realitas yang kita hadapi adalah adanya ketim-
pangan pemanfaatan, penggunaan, penguasaan dan pemi-
438

