Page 688 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 688

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

               langkah awal yang paling dekat yang harus dihadapi adalah
               bagaimana pembagian tanah yang telah ditetapkan melalui
               Keppres bisa berjalan dengan baik, efektif dan efisien, dan
               terutama tepat sasaran sesuai program reforma agraria.


               Tujuan:
               1.  Problem Siapa, harus dirujuk pada subyek yang meng-
                   gantungkan hidupnya dari kerja-kerja agraria (pertanian,
                   perkebunan, kehutanan). Dari subyek-subyek inilah
                   diharapkan di kemudian hari akan berkembang kualitas
                   kehidupan dari tanah yang dibagikan. Tanah bukan dipe-
                   runtukkan bagi subyek yang mengandalkan kehidupan
                   kesehariannya bukan dari mengolah tanah. Penegasan
                   ini penting untuk menghindari adanya penyalahgunaan
                   lahan, bukan untuk peningkatan manfaat tanah bagi
                   masyarakat-tani, melainkan untuk beralih fungsi menjadi
                   lahan-lahan industri non-pertanian (sewa-menyewa).
                   Fungsi produktivitas tanah harus dapat berkorelasi lurus
                   dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin
                   yang hidupnya bergantung dari mengolah tanah.
               2.  Problem Wilayah (Obyek), harus dirujuk pada wila-
                   yah-wilayah (lahan-lahan) di mana penguasaan tanah
                   ada pada negara, dan bukan berada dalam situasi seng-
                   keta/konflik hukum. Tanah yang sedang dalam sengketa
                   hukum memiliki dimensi-dimensi konflik sosial-ekono-
                   mi yang sangat tinggi, di mana keputusan-keputusan
                   sepihak pada lahan-lahan sengketa akan mengakibatkan
                   juga tindakan-tindakan sepihak yang membuat
                   kebijakan reforma agraria menjadi tidak populer dan
                   justru menjadi tidak produktif. Wilayah (lahan) yang

                                                                  641
   683   684   685   686   687   688   689   690   691   692   693