Page 884 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 884
Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007
reforma agraria pada 2007 hingga 2014. Untuk tahap awal,
pemerintah mengalokasikan 8,15 juta hektar tanah untuk
diredistribusi.
Disebutkan, tanah yang akan dibagikan berasal dari
lahan kritis, hutan produksi konversi, tanah telantar, tanah
milik negara yang hak guna usahanya habis, maupun tanah
bekas swapraja.
Reforma agraria dimaksudkan untuk memberi rakyat
akses atas tanah sebagai sumber ekonomi, mengatasi
sengketa, dan konflik pertanahan. Pemberian tanah bagi
keluarga miskin diharapkan meningkatkan taraf hidup mere-
ka (Kompas, 13/12/2006).
Riwayat pembaruan (reforma) agraria di Indonesia
panjang berliku. Sejak merdeka, reforma agraria telah
mengisi benak Bung Karno yang lalu meluncurkan gagasan
land reform sebagai inti reforma agraria.
Pertengahan tahun 1960 land reform dipraktikkan. Saat
itu land reform bertujuan menumpas ketimpangan pengu-
asaan tanah sisa feodalisme dan kolonialisme. Masa ke-
emasan raja-raja pribumi dan penjajah asing pra-Indonesia
dalam penguasaan tanah-air di Nusantara coba dikikis.
Tanah-tanah yang kepemilikannya melewati batas maksi-
mum dan dikuasai di luar ketentuan Undang- Undang
Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 (UUPA) dijadikan
objek land reform.
Sayang, land reform yang menurut Bung Karno “bagian
mutlak revolusi kita” ternyata ternoda konflik vertikal dan
horizontal. Kericuhan sosial dipengaruhi polarisasi ideologis-
politis massa rakyat yang terkotak-kotak bingkai ideologi
dan partisan. Kelompok “kiri” pendukung land reform bersi-
837

