Page 887 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 887
FAJAR REFORMA AGRARIA
DI INDONESIA?
DA R I A G E N DA P E TA N I K E A G E N DA B A N G S A
Disampaikan pada acara
Refleksi Akhir Tahun Konsorsium Pembaruan Agraria,
Jakarta 27 Desember 2007
NOER FAUZI 1
Sejak mula saya harus terang-benderang menunjukkan bahwa tempat berangkat dan cara
pandang refleksi ini berpinjak dari pengalaman kerja-kerja dalam gerakan-gerakan sosial,
organisasi-organisasi non-pemerintah dan kemudian dunia akademis dimana saya sekarang
bercokol. Penegasan ini sangatlah membantu, sebab dalam ilmu sosial dan humaniora, tidak
dapat dibenarkan ada klaim bahwa penceritaan suatu karya – baik dengan klaim ilmiah, essay
filosofis, observasi sekilas, maupun fiksi – adalah bebas dari pengaruh dari posisi-posisi si
pembuatnya. Bila ada klaim bahwa narasi ilmu sosial dan humaniora itu bebas-posisi alias netral,
maka yang musti diselidiki adalah bukan benar salahnya klaim tersebut, karena akan sia-sia dan
tak berkesudahan, melainkan dalam kondisi apa dan bagaimana klaim itu disebarluaskan dan
kemudian dianut oleh komunitas tertentu, dan kemudian kepentingan apa yang diemban oleh
pengetahuan dan penyebar-penganut pengetahuan tersebut.
Pentingnya posisi dan kesadaran akan posisi (positionality) mempengaruhi isi dan cara
pengetahuan disajikan telah disadari oleh sejumlah penulis kalangan antropologi refleksif,
1 Ketua Badan Pelaksana Konsorsium Pembaruan Agraria 1995-2002, Kordinator Dewan Pakar Konsorsium Pembaruan
Agraria 2002-2005. PhD Candidate di University of California – Berkeley, Department Environmental Science, Policy and
Management (ESPM).
840

