Page 107 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 107
Pelaksanaan sosialisasi pembangunan Hotel Amaris hanya
dilaksanakan satu kali saja dengan mengundang sekitar 40
warga, serta tidak mengundang pihak Pemerintahan Kecamatan
Gedongtengen; sedangkan undangan kedua merupakan undangan
untuk syukuran hotel yang akan dibangun. Eko Bimantoro selaku
pemilik Hotel Amaris mengakui bahwa pihaknya telah salah dalam
kasus pembongkaran BWB, karena baru mengetahui adanya BWB
setelah mendapatkan surat dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 2014. Setelah sehari
sebelumnya Eko Bimantoro, melakukan penandatanganan surat
pernyataan perobohan bangunan.
Rekonstruksi BWB dilakukan di bawah supervisi Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dan TP2WB Kota Yogyakarta
setelah mendapat izin dari Walikota Yogyakarta Nomor 430/1126
tertanggal 10 April 2015. Kepengurusan dan pengawasan BWB di
Kota Yogyakarta sendiri baru ditetapkan setelah kasus pembongkaran
BWB terjadi, dengan Peraturan Walikota Yogyakara Nomor 56 Tahun
2014, yang mengamanatkan Tupoksi pengurusan BWB berada di
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta.
Selain dengan melakukan klarifikasi baik secara tertulis dan
maupun secara langsung terhadap pihak-pihak serta dinas terkait, juga
dilakukan dua kali gelar kasus, sebelum akhirnya LO DIY melakukan
kajian terhadap permasalahan yang diadukan, dengan kesimpulan
bahwa telah terjadi mal-administrasi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Yogyakarta pada saat penerbitan IMB Hotel Amaris Malioboro
di Jalan Pajeksan Nomor 10 Kota Yogyakarta. Dimana ketika proses
permohonan tersebut persil nomor 16 yang di atasnya terdapat BWB
Cina Tjan Bian Thiong telah ikut dirobohkan sehingga sudah tidak
ada fisik bangunan di atas persil tersebut.
92 JOGJA-KU(DUNE ORA) DIDOL