Page 68 - MODUL TAHARAH DAN SALAT
P. 68
ngarkan khutbah, dan jika tidak maka disebut laghaw. Barang siapa yang termasuk
lagha maka dianggap tidak mengikuti Jumat.
5. Membiasakan Hidup Bersih dan Rapi
Hal ini dilihat dan tergambar dari aktivitas yang dianjurkan ketika hendak
melaksanakan salat Jumat yaitu mandi dan memakai wangi-wangian.
G. Perselisihan Ulama dalam Masalah Salat Jumat
1. Khutbah dengan Bahasa Arab
Para ulama mazhab berbeda pendapat dalam masalah khutbah, apakah khutbah
harus disampaikan dengan bahasa arab? Dalam hal ini, mereka berpendapat.
Hanafiyah mengatakan bahwa khutbah dengan selain bahasa Arab adalah dibolehkan,
baik ia mampu berbahasa Arab ataupun tidak, jamaahnya orang Arab ataupun bukan
Arab. Hanabilah mengatakan bahwa khutbah itu tidak sah selain bahasa Arab bagi
orang yang mampu berbahasa Arab, baik jamaahnya orang Arab atau bukan Arab.
Tetapi, jika seorang khatib tidak mampu berbahasa Arab, maka dibolehkan. Syafi’iyah
mengatakan bahwa rukun-rukun khutbah harus disampaikan dengan bahasa Arab.
Adapun tambahan dari rukun-rukun tersebut boleh menggunakan selain bahasa Arab.
Malikiyah mengatakan bahwa khutbah harus disampaikan dengan bahasa Arab
sekalipun jamaahnya bukan orang Arab yang tidak mengerti bahasa Arab. Jika tidak
ada yang bisa berbahasa Arab, maka gugurlah kewajiban salat Jumat dari mereka.
2. Adzan Jumat
Dalam fikih Islam, Sulaiman Rasyid mengungkapkan bahwa berdasar pendapat
yang mu’tamad bahwa azan Jumat hanya satu kali, yaitu sewaktu khatib sudah duduk
di atas mimbar. Berdasarkan keterangan dari Imam Syafi’i, bahwa ia berkata:
“Seorang yang saya percaya mengabarkan kepada saya bahwa azan jumat itu di masa
Nabi saw. dan masa khalifah Abu Bakar dan Umar adalah satu kali. Maka setelah
khalifah ketiga (Utsman), ketika itu orang sudah bertambah banyak, maka disuruh
azan sebelum imam duduk di mimbar. Sejak waktu itu, terjadilah keadaan azan seperti
sekarang.
3. Jumlah Orang yang Hadir pada Salat Jumat
Para imam mazhab sepakat bahwa salat Jumat itu tidak sah dilakukan, kecuali
dengan berjamaah. Akan tetapi, mereka berselisih pendapat tentang jumlah jamaah
yang sah untuk salat Jumat. Menurut Malikiyah batas minimal jumlah jamaah yang
sah untuk salat Jumat adalah dua belas orang laki-laki selain imam. Ulama Hanafiyah
berpendapat bahwa jamaah yang sah untuk salat Jumat adalah tiga orang selain imam
sekalipun mereka tidak menghadiri khutbah Jumat. Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah
berpendapat bahwa jamaah yang sah untuk salat Jumat adalah empat puluh orang yang
memenuhi syarat Jumat sekalipun dengan imamnya.
Makmum yang masbuk pada salat Jumat menurut Imam Syafi’i, Maliki, dan
Ahmad bin Hanbal bahwa jika seorang tertinggal pada salat Jumat dan mendapati
imam sudah memulai salat Jumat, hendaknya segera ber-takbirat al-ihram. Jika
sempat rukuk bersama imam, maka ia dihitung mendapat satu rakaat. Tetapi, jika ia
sempat ruku bersama imam pada rakaat kedua saja, maka ia diharuskan menambah
12