Page 6 - E-BOOK GAMETOGENESIS
P. 6

akrosom,  3)  pembentukan  bagian  ekor,  4)  Maturasi,  reduksi  sitoplasma
                             difagosit oleh sel Sertoli.
                                      Spermiasi  (Spermiation)  adalah  peristiwa  pelepasan  sperma  matur
                             dari  sel  sertoli  ke  lumen  tubulus  seminiferus  selanjutnya  ke  epididimidis.
                             Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non
                             motil  ini  ditranspor  dalam  cairan  testicular  hasil sekresi  sel  Sertoli  dan
                             bergerak  menuju  epididimis  karena  kontraksi  otot  peritubuler.  Sperma baru
                             mampu  bergerak  dalam  saluran  epidimis  namun  pergerakan  sperma  dalam
                             saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena
                             kontraksi peristaltik otot         saluran.



                          C. Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis
                                   Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa
                             hormon,     diantaranya:
                           a. Kelenjer  hipofisis  menghasilkan  hormon  peransang  folikel  (Folicle
                             Stimulating  Hormon / FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon / LH).
                           b. LH  merangsang  sel  leydig  untuk  menghasilkan  hormon  testosteron.
                             Pada  masa  pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
                             sekunder.
                           c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
                             Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai
                             spermatogenesis.
                           d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
                             spermatogenesis.

                          ➢  Proses Spermatogenesis
                                   Proses   pembentukan      dan    pemasakan     spermatozoa     disebut
                             spermatogenesis.  Spermatogenesis      terjadi   di   tubulus   seminiferus.
                             Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel  germinal  melalui  proses
                             pembelahan  dan  diferensiasi  sel, yang  bertujuan  untuk membentuk sperma
                             fungsional. Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
                          1.  Spermatocytogenesis


                                Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan
                             menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan
                             dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia
                             ini  mendapatkan  nutrisi  dari  sel-sel  sertoli  dan  berkembang  menjadi
                             spermatosit  primer.  Spermatogonia  yang  bersifat  diploid  (2n  atau
                             mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel
                             germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah
                             secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali
                             membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat
                             diploid  Spermatosit  primer  mengandung  kromosom diploid  (2n)  pada  inti
                             selnya dan  mengalami meiosis.  Satu  spermatosit  akan menghasilkan  dua sel
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11