Page 32 - Materi Modul Belajar Fonologi Klasifikasi Bunyi Bahasa Indonesia
P. 32

karena velum atau anak tekak menaik ketika udara dari paru-paru dikeluarkan,
                       sehingga salurannya melalui rongga mulut, dan udara memenuhi rongga mulut”.

                       Hal itu juga dipertegas oleh Alfin dan Rosyidi (2019:29), bunyi oral dihasilkan

                       dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langkit-langkit lunak untuk
                       menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut.

                       Misalnya bunyi [k] pada kata ‘kaku’dan bunyi [I] pada kata ‘itik’.
                             Pada kehidupan sehari-hari, bunyi oral sendiri tidak lazim didengar ketika

                       mendengarkan sebuah bacaan puisi. Contohnya pada penggalan puisi karya

                       Chairil Anwar yang berjudul Krawang Bekasi “kami tidak tahu, kami tidak lagi
                       bisa berkata” (Goodmins.id, 2019). Jika dianalisis, bunyi oral dapat ditemukan

                       pada bunyi [k] dan [I] pada kata ‘kami’, bunyi   [t] pada kata ‘tidak’, dan bunyi
                       [b] pada kata ‘bisa’. Untuk lebih jelasnya silahkan cermati video berikut ini:




                                     Video



                       2. Bunyi Nasal
                             Bunyi nasal dihasilkan dengan menutup arus udara ke luar melalui rongga

                       mulut, tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Dengan
                       kata lain, arus udara akan keluar melalui paru-paru dan langsung menuju rongga

                       hidung. Menurut Setyaningsih dan Rahardi (2014:61), bunyi nasal terjadi karena

                       udara yang dikeluarkan paru-paru dikeluarkan langsung melalui rongga hidung.
                       Untuk membuktikan hal tersebut kita dapat mencoba melafalkan bunyi [m] dan [n]

                       dengan menutup hidung. Maka hasilnya bunyi yang dikeluarkan akan terdengar
                       berbeda.

                             Bunyi nasal yang sering kita dengar dalam bahasa Indonesia yaitu nunyi

                       nasal [m] dan [n]. Misalnya Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut
                       dapat terjadi : (1) antara kedua bibir, hasilnya bunyi [m]; (1) antara ujung lidah

                       dan ceruk, hasilnya bunyi [n]; dan (3) antara ujung lidah dan langit-langit keras,
                       hasilnya bunyi [ň] Alfin dan Rosyidi (2019:29). Contoh bunyi nasal [m] dapat

                       kita temukan pada kata [memasak], [menyulam], dan [tenggelam]. Sedangkan
                       bunyi [n] dapat kita temukan pada kata [nanas], [nenek], dan [nelayan].

                       Perhatikan contoh video berikut ini!



                                       Video



                   24  FONOLOGI ( KLASIFIKASI BUNYI BAHASA INDONESIA)
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37