Page 27 - Materi Modul Belajar Fonologi Klasifikasi Bunyi Bahasa Indonesia
P. 27

[m] dan [n] merupakan bagian dari bunyi nasal. Sedangkan, bunyi oral adalah
                       bunyi yang keluar hanya melalui rongga mulut saja, dan langit-langit lunak

                       beserta ujung anak tekak menaik. Contohnya bunyi [a] dan [u] pada kata ‘bau’

                       dan ‘ubah’. Menurut Marsono, (2008: 17) karena langit-langit lunak beserta ujung
                       anak tekak menaik menutupi rongga hidung sehingga udara hanya melalui rongga

                       mulut saja, maka bunyi yang dihasilkan disebut oral.
                                Perlu diketahi bahwa semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia

                       hanya memiliki bunyi oral. Menurut Setyaningsih dan Rahardi (2014: 59), bahwa

                       dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan bunyi vokal nasal karena semua bunyi
                       vokal dalam bahasa Indonesia adalah berupa bunyi oral. Vokal nasal dapat



                       dijumpai dalam bahasa Prancis. Misalnya [   ], [  ], [ ], [ ]. Walaupun dalam
                       bahasa Indonesia tidak memiliki bunyi vokal nasal, disebagian wilayah di
                       Indonesia, terdapat beberapa bahasa daerah yang memiliki bunyi vokal nasal
                       Sebagaimana dikemukakan Sulaiman (dalam Setyaningsih dan Rahardi, 2014: 59),

                       bahwa dalam bahasa daerah tertentu seperti bahasa Aceh.

                       2.  Semi Vokal
                               Bunyi semi-vokal adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan,

                       tetapi karena pada saat diartikulasikan belum membentuk konsonan murni.
                       Menurut KBBI (2019 : 1) , Semi Vokal adalah bunyi bahasa yang mempunyai ciri

                       vokal ataupun konsonan, mempunyai sedikit geseran dan tidak muncul sebagai

                       inti suku kata, misalnya [y], [r], [w]. Contohnya bunyi [w] pada kata [uang] dan
                       [y] dari kata [dia]. Kedua bunyi itu memang dikatakan sebagai semi vokal

                       dikarenakan bunyi yang dihasilkan memiliki sedikit kesamaan dengan bunyi
                       vokal lainnya. Misalnya dari artikulasinya seperti bibir dalam pengucapannya

                       memiliki sedikit kesamaan dengan bunyi vokal seperti bunyi [w] dengan bunyi

                       vokal [u]. Bunyi semivokal dapat disebut semi konsonan, namun istilah ini jarang
                       dipakai. Menurut Setyaningsih dan Rahardi (2014:60), Sekalipun sesungguhnya

                       manifestasinya termasuk konsonan seperti [w] dan [y], kedua bunyi tersebut tetap
                       dikatakan semi vokal bukan semi konsonan. Kemungkinan besar karena [w] itu

                       pengucapannya sama-sama menggunakan artikulasi berupa bibir yang membulat.
                       Akan tetapi dalam segi intesitas pembulatan tidak sama dengan bunyi vokal [u].











                   19  FONOLOGI ( KLASIFIKASI BUNYI BAHASA INDONESIA)
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32