Page 21 - ilovepdf_merged (2)
P. 21

Segera  setelah  pesta  usai,  Dayang  Sumbi  teringat  pada  Tumang  dan  bertanya  pada
                   anaknya  di  mana  tulang  berada.  Pada  mulanya  Sangkuriang  merasa  takut,  tapi
                   akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi
                   sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di
                   keningnya.  Atas  perbuatannya  itu  Dayang  Sumbi  diusir  keluar  dari  kerajaan  oleh
                   ayahnya.  Untungnya  Sangkuriang  sadar  kembali  tapi  pukulan  ibunya  meninggalkan
                   bekas  luka  yang  sangat  lebar  di  keningnya.  Setelah  dewasa  Sangkuriang  pun  pergi
                   mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.


                   Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat
                   cantik.  Segera  saja  dia  jatuh  cinta  pada  wanita  tersebut.  Wanita  itu  adalah  ibunya
                   sendiri,  tapi  mereka  tidak  saling  mengenali  satu  sama  lainnya.  Sangkuriang
                   melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari
                   pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas
                   luka  yang  lebar  di  dahi  Sangkuriang,  akhirnya  dia  menyadari  bahwa  dia  hampir
                   menikahi putranya sendiri.


                   Mengetahui  hal  tersebut  Dayang  Sumbi  berusaha  menggagalkan  pernikahannya.
                   Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan

                   yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus
                   membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit, lalu membuat sebuah
                   perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum
                   fajar menyingsing.

                   Sangkuriang  mulai  bekerja.  Cintanya  yang  begitu  besar  pada  Sangkuriang
                   memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia

                   dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan

                   tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar,
                   Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika

                   Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia
                   berdoa  pada  dewa-dewa  untuk  merintangi  pekerjaan  anaknya  dan  mempercepat
                   datangnya pagi.

                   Ayam  jantan  berkokok,  matahari  terbit  lebih  cepat  dari  biasanya  dan  Sangkuriang

                   menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi
                   dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada

                   di  sana  dalam  keadaan  terbalik  dan  membentuk  gunung  Tangkuban  perahu  (perahu
                   yang  menelungkup).  Tidak  jauh  dari  tempat  itu  terdapat  Tunggul  pohon  sisa  dari

                   tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai bukit tunggul. Bendungan

                   yang  dibuat  Sangkuriang  menyebabkan  seluruh  bukit  dipenuhi  air  dan  membentuk
                   sebuah  danau  di  mana  Sangkuriang  dan  Dayang  Sumbi  menenggelamkan  diri  dan

                   tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.





                                                                      C E R I T A   R A K Y A T    Halaman 15
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26