Page 64 - Kelompok 2_Aneka Ternak Unggas_Ebook Ternak Merpati
P. 64
bisa dibudidayakan merpati hias jenis lain se-perti : Jacobin, pouter,
fantai, dan masih banyak lagi.
5.6. Pemasaran Ternak Merpati
Potensi pasar ternak merpati semakin berkembang dalam beberapa
tahun terakhir. Permintaan akan produk-produk ternak merpati seperti daging,
telur, bulu, dan pena meningkat baik di pasar lokal maupun internasional.
Pertumbuhan industri kuliner dan peningkatan minat pada produk-produk lokal
memberikan peluang bagi peternak merpati untuk memasarkan produk mereka
secara langsung kepada konsumen lokal melalui pasar tradisional, restoran,
atau platform penjualan online. Produksi daging merpati di Indonesia pada
tahun 2019 adalah sebesar 600 kg (Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, 2019). Pada tahun 2010 menurut salah satu pengepul
merpati potong asal Semarang bernama Supratno, pihaknya mendapat
permintaan 70 – 200 ekor merpati potong per hari (Jurnal Peternakan, 2012).
Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura telah
menunjukkan minat besar terhadap produk daging dan telur merpati.
Permintaan ini didorong oleh keunikan dan citarasa khas dari produk tersebut.
Harga jual daging merpati yang relatif mahal membuat terbatasnya
jumlah konsumen. Kebanyakan konsumennya berasal dari kalangan menengah
atas. Namun, harga produk (merpati goreng) yang tinggi akan terbayar dengan
kelezatan daging merpati, apalagi merpati yang dipotong berumur muda. Pada
umur 2-3 minggu berat badan anak merpati local kurang lebih 0,25 kg (200-
250 gram) sebagai hoby atau dapat juga dimanfaatkan untuk hidangan burung
dara goreng biasanya pada umur 2-4 minggu, karena dagingnya empuk dan
lezat rasanya serta tulang-tulangnya masih lunak sehingga renyah bila
digoreng. Menurut Jurnal Peternakan tahun 2012 harga jual merpati dengan
berat 200 – 300 gram adalah Rp. 20.000
62