Page 8 - sejarah candi prambanan
P. 8

kekuasaan. Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai telantar
                                  dan tidak terawat, sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.

                                  Bangunan candi  ini diduga benar-benar runtuh  akibat gempa bumi hebat
                                  pada abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah

                                  umat  Hindu,  candi  ini  masih  dikenali  dan  diketahui  keberadaannya  oleh

                                  warga  Jawa  yang  menghuni  desa  sekitar.  Candi-candi  serta  arca  Durga
                                  dalam  bangunan utama  candi  ini mengilhami  dongeng rakyat  Jawa yaitu

                                  legenda  Rara  Jonggrang.  Setelah  perpecahan  Kesultanan  Mataram  pada
                                  tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya menjadi tanda

                                  pembatas  antara  wilayah  Kesultanan  Yogyakarta  (Jogja)  dan  Kasunanan

                                  Surakarta (Solo).


                              2.  Pemugaran


                                         Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang

                                  sesungguhnya  dimulai  pada  tahun  1930-an.  Pada  tahun  1902-1903,
                                  Theodoor  van  Erp  memelihara  bagian  yang  rawan  runtuh.  Pada  tahun

                                  1918-1926, dilanjutkan  oleh Jawatan Purbakala  (Oudheidkundige Dienst)

                                  di  bawah  P.J.  Perquin  dengan  cara  yang  lebih  sistematis  sesuai  kaidah
                                  arkeologi.  Sebagaimana  diketahui  para  pendahulunya  melakukan

                                  pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan tanpa
                                  memikirkan  adanya  usaha  pemugaran  kembali.  Pada  tahun  1926

                                  dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun

                                  1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan
                                  kemudian  diserahkan  kepemimpinan  renovasi  itu  kepada  putra  Indonesia

                                  dan  itu  berlanjut  hingga  tahun  1993.  Upaya  restorasi  terus  menerus
                                  dilakukan  bahkan  hingga  kini.  Pemugaran  candi  Siwa  yaitu  candi  utama

                                  kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden

                                  pertama  Republik  Indonesia  Sukarno.  ada  bagian  candi  yang  direstorasi,
                                  menggunakan  batu  baru,  karena  batu-batu  asli  banyak  yang  dicuri  atau

                                  dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direstorasi apabila



                                                                 4
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12