Page 28 - MODUL EPIDEMIOLOGI
P. 28
4) Epidemic Theory Teori ini mencoba menghubungkan terjadinya
penyakit dengan cuaca dan faktor geografi (tempat). Suatu zat
organik dari lingkunag dianggap sebagai pembawa 14 penyakit,
misalnya air tercemar menyebabkan gastroenteritis. Teori ini
diterapkan oleh John Snow dalam menganalisis terjadinya diare di
London.
5) Teori Kuman (Germ Theory) Suatu kuman (mikroorganism)
ditunjuk sebagai kausa penyakit. Teori ini sejalan dengan kemajuan
di bidang teknologi kedokteran, ditemukannya mikroskop yang
mampu mengidentifikasi mikroorganisma. Kuman dianggap sebagai
penyebab tunggal penyakit. Namun selanjutnya ternyata teori ini
mendapat tantangan karena sulit diterapkan pada berbagai penyakit
kronik, misalnya penyakit jantung dan kanker, yang penyebabnya
bukan kuman.
6) Teori multikausa Disebut juga sebagai konsep multifaktorial di
mana teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai
hasil dari interaksi berbagai faktor. Misalnya, faktor interaksi
lingkungan yang berupa faktor biologis, kimiawi, dan sosisal
memegang peranan dalam terjadinya penyakit. Sebagai contoh,
infeksi tuberkulosis paru yang disebabkan oleh invasi
mycibacterium tuberculosis pada jaringan paru, tidak dianggap
sebagai penyebab tunggal terjadinya TBC. Di sini TBC tidak hanya
terjadi sebagai akibat keterpaparan dengan kuman TBC semata,
tetapi secara multifaktorial brkaitan dengan faktor genetik,
malnutrisi, kepadatan penduduk dan derajat kemiskinan. Demikian
pula halnya dengan kolera yang disebabkan oleh tertelannya vibrio
kolera ditambah dengan bebrapa (multi) faktor resiko lainnya.
Kepekaan penjamu meningkat oleh keterpaparan berbagai faktor:
malnutrisi, perumahan padat, kemiskinan, dan genetik. Dalam
kondisi demikian seseorang menelan vibrio kolera selama terpapar
19