Page 68 - eBook Panduan Menghayati Pra-Paskah 2025_v3
P. 68

MADU DALAM KATA

                                                 (ROMA 12:6-8)

               A  nthony  de  Mello  dalam  bukunya  doa  sang  katak  menulis
            cerita  ini: Inilah intrik sebuah jemaah Yahudi untuk mengetahui

            ketidakmunculan  rabbinya  setiap  minggu  pada  malam  sabat.
            Mereka  menyangka  bahwa  Sang  rabby  sedang  mengadakan

            pertemuan  dengan  Yang  Mahakuasa  secara  sembunyi-sembunyi,

            sehingga  mereka  menugaskan  salah  seorang  dari  mereka  untuk
            mengikutinya.  Inilah  yang  dilihat  petugas  itu:  sang  rabby

            menyamar dengan pakaian petani  dan melayani seorang wanita
            kafir  yang  lumpuh  di  rumahnya,  membersihkan  kamar  dan

            menyiapkan makanan untuknya di hari sabat serta  menemaninya

            bercakap-cakap  hingga  larut  malam.  Ketika  mata-mata  itu
            kembali, jemaah bertanya, "Ke mana rabbi pergi? Apakah dia naik

            ke surga?" "Tidak," jawab orang itu, "Ia pergi bahkan lebih tinggi!!
                Dia  menemaninya  bercakap-cakap  sampai  jauh  malam.

            Pernyataan  ini  menyisahkan  pertanyaan  “apa  yang  mereka
            cakapkan?”  Pasti  isi  percakapan  itu  memberi  kekuatan,

            penghiburan dan sukacita bagi wanita yang bernasib malang itu.

            Wanita  ini  dapat  mencicipi  madu  yang  manis,  menguatkan  dan
            memberi kesegaran dari percakapan itu. Ternyata ada madu yang

            dapat  dihasilkan  dari  perkataan,  yakni  hal-hal  positif  yang
            dimunculkannya.  Perhatikan  ay.8a  bacaan  kita:  “jika  karunia

            untuk menasihati, baiklah kita menasihati...”.

                Menasehati berasal dari istilah Yunani paraklesis yang berarti
            memberikan kata penghiburan, pelipur lara; yang memberikan

            rasa  nyaman.  Ternyata,  menyampaikan  kata-kata  penghiburan
            bagi yang berduka, kata-kata pembangkit semangat bagi yang putus

            asa dan menderita adalah suatu karunia Tuhan untuk melayaniNya.

            Kita dapat menjadi berkat Tuhan bagi sesama lewat tutur kata yang
            baik, kepedulian yang manis bak madu itu.

                  Mari  layani  Tuhan  dengan  talenta  dan  karunia  ini.  Hasilkan
            madu dari perkataan dan tindakan kita untuk kebahagiaan sesama.

            Ingat,.. hasilkan MADU bukan RACUN. AMIN.
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72