Page 30 - E-Modul STEM-PjBL Hidrokarbon
P. 30

Gambar 2.6 Skematik kerja GC-MS
                                          Sumber : Warung sains teknologi
                 Identifikasi senyawa minyak atsiri kulit jeruk menggunakan metode GC-
             MS, yang memiliki kelebihan dalam waktu identifikasinya yang relatif cepat,
             sensitifitas  yang  tinggi,  pemisahan  yang  baik,  dan  cocok  digunakan  dalam

             mengidentifikasi senyawa yang bersifat volatil.
                 Senyawa dominan yang terkandung dalam minyak atsiri kulit jeruk yaitu

             golongan  terpenoid.  Terpenoid  yang  paling  banyak  pada  minyak  atsiri
             adalah yaitu golongan monoterpen dan seskuiterpen dengan jumlah C10 dan
             C15.  Kedua  jenis  golongan  terpen  tersebut  berbeda  dalam  hal  titik  didih

             sehingga berpengaruh pada waktu retensi yang dihasilkan.
                     Hasil  identifikasi  menggunakan  GC-MS,  terdapat  10  peak  senyawa
             diantaranya  yaitu  Alpha  pinene,  Beta.-Phellandrene,  1-beta-pinene,  Beta-

             myrcene,  Octanal,  Limonene,  Linalool,  3-Cyclohexen-1-methanol,  .alpha,
             Decanal,  dan  1,2-Benzenedicarboxylic  acid.  Adapun  senyawa  yang  paling
             dominan yaitu senyawa limonen. Hasil uji GC-MS minyak atsiri kulit jeruk

             menunjukkan  bahwa  senyawa  limonen  menjadi  kandungan  senyawa  yang
             paling  dominan  dalam  minyak  atsiri  kulit  jeruk  yaitu  sebesar  91,84%.
             Limonen  merupakan  hidrokarbon  terpene  siklik  yang  dapat  berasal  dari

             kulit jeruk yang berperan dalam memberikan aroma khas pada minyak atsiri.



             Sumber:
             Fitri,  M.K.,  Sriwidyasari,  N.L.A.,  Setyowati,  K.A.,  Salam,  M.M.,  Yustitia,

             N.T.,  N.T., Pratiwi, E.T. (2024). Analisis Kandungan Senyawa Minyak Atsiri
                   Dari  Limbah  Kulit  Jeruk  Peras  (Citrus  sinensis  L.)  Menggunakan
                   Metode GC-MS. Jurnal Kesehatan Tambusai, 5(1), 1440-1446.






                                                                                                              25
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35