Page 4 - exampleflip
P. 4
91 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume 5 Nomor 2 September 2016
yaitu untuk mengetahui pengaruh pelatihan kebutuhan yang diberikan dengan nilai sebesar
kerja dan pengembangan karir terhadap kinerja 4,01. Sedangkan untuk skor rekapitulasi
karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jateng terendah terdapat pada pertanyaan mengenai
dan DIY. kesesuaian metode pelatihan dengan gaya
belajar peserta dengan mean skor 3,69.
Pelatihan kerja (X1) menurut Wexley Artinya, kesesuaian pelatihan dengan
dan Yukl (1976) dalam Subekhi dan Jauhar kebutuhan bekerja karyawan sudah baik.
(2012:69) mendefinisikan pelatihan adalah Setelah melakukan pelatihan, karyawan
istilah yang mengarahkan pada usaha yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
terencana yang dirancang untuk memfasilitasi lebih baik untuk menyelesaikan tanggung
kebutuhan, keterampilan, pengetahuan dan jawab serta tugas yang diberikan kepadanya.
sikap yang sesuai dengan anggota organisasi. Namun, metode pelatihan kurang sesuai
Variabel pelatihan kerja diukur dengan dengan gaya belajar beberapa karyawan. Gaya
menggunakan indikator isi pelatihan, metode belajar yang dimaksud adalah proses dalam
pelatihan, sikap dan keterampilan instruktur, pemahaman materi yang disampaikan.
kesesuaian pelatihan, dan keefektifan transfer Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
ilmu pengetahuan. maka hipotesis pertama (H1) yang berbunyi:
“Pelatihan kerja berpengaruh terhadap kinerja
Pelatihan kerja berpengaruh terhadap karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jateng
kinerja karyawan dibuktikan dengan uji dan DIY” diterima.
koefisien korelasi pelatihan kerja dengan
kinerja karyawan yang menghasilkan hasil uji Pengembangan karir berpengaruh
0,675. Hal ini menunjukkan bahwa nilai terhadap kinerja karyawan dibuktikan dengan
tingkat keeratan hubungan antara variabel uji koefisien korelasi pengembangan karir
pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan dengan kinerja karyawan yang menghasilkan
adalah kuat. Hasil analisis determinasi variabel hasil uji 0,647. Hal ini menunjukkan bahwa
pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan nilai tingkat keeratan hubungan antara variabel
adalah 0,456, artinya variabel pelatihan kerja pengembangan karir terhadap kinerja
dapat dijelaskan oleh variabel kinerja karyawan adalah kuat. Hasil analisis
karyawan sebesar 45,6% dan 54,4% lainnya determinasi variabel pengembangan karir
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. terhadap kinerja karyawan adalah 0,418,
Hasil uji lainnya yang dapat memperkuat artinya variabel pengembangan karir dapat
yakni dengan nilai t hitung yang lebih besar dijelaskan oleh variabel kinerja karyawan
dari t tabel yakni 10,591 > 1,984 dengan sebesar 41,8% dan 58,2% lainnya dijelaskan
demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
antara pelatihan kerja terhadap kinerja penelitian ini.
karyawan. Koefisisen (X1) yang positif
menunjukkan bahwa, semakin baik atau Hasil uji lainnya yang dapat
semakin tinggi frekuensi pelatihan kerja memperkuat yakni dengan nilai t hitung yang
dilaksanakan di dalam suatu perusahaan maka lebih besar dari t tabel yakni 9,815 > 1,984
akan semakin tinggi peningkatan kinerja dengan demikian dapat disimpulkan terdapat
karyawan. Hal ini sejalan dengan pendapat pengaruh antara pengembangan karir terhadap
yang dikemukakan oleh Dharma (2005:287), kinerja karyawan. Koefisisen (X2) yang positif
pelatihan yang berhubungan dengan kinerja menunjukkan bahwa, semakin baik
memberikan ruang bagi pengembangan dan pengembangan karir yang ada di dalam
peningkatan keahlian dan kompetensi yang perusahaan maka akan semakin tinggi
dapat memberikan dampak langsung kepada peningkatan kinerja karyawan. Hal ini sejalan
kinerja individu atau tim. Pelatihan kerja dengan pendapat yang dikemukakan oleh
berada pada kategori baik sebesar 60,3% Siagian (2002:125), tujuan pengembangan
dengan rekapitulasi nilai rata – rata (mean) karir sebagai kegiatan manajemen sumber
skor variabel pelatihan kerja sebesar 3,91. daya manusia pada dasarnya bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan efektivitas
Skor rekapitulasi tertinggi terdapat pada pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan agar
pertanyaan mengenai kesesuaian pelatihan dan semakin mampu memberikan kontribusi