Page 123 - Sejarah Nasional Indonesia
        P. 123
     Dari perspektif Tokyo, sikap yang semakin kritis dari "kekuatan
            ABCD" (Amerika, Inggris, Cina, dan Belanda) terhadap invasi Jepang
            ke  Tiongkok  mencerminkan  keinginan  mereka  untuk  membatasi
            aspirasi  sahnya  di  Asia.  Pendudukan  Jerman  di  Belanda  pada  Mei
            1940  menyebabkan  Jepang  menuntut  pemerintah  Hindia  Belanda
            memasoknya  dengan  sumber  daya  alam  vital  dalam  jumlah  tetap,
            terutama  minyak.  Tuntutan  lebih  lanjut  dibuat  untuk  beberapa
            bentuk  integrasi  ekonomi  dan  keuangan  Hindia  Belanda  dengan
            Jepang.  Negosiasi  berlanjut  hingga  pertengahan  1941.  Pemerintah
            Hindia,  menyadari  posisinya  yang  sangat  lemah,  bermain  untuk
            waktu. Namun pada musim panas 1941, ia mengikuti Amerika Serikat
            dalam membekukan aset Jepang dan memberlakukan embargo pada
            minyak dan ekspor lainnya. Karena Jepang tidak dapat melanjutkan
            perang Tiongkok tanpa sumber daya ini, pemerintah yang didominasi
            militer di Tokyo menyetujui kebijakan "maju ke selatan". Indochina
            Prancis sudah secara efektif berada di bawah kendali Jepang. Sebuah
            pakta  nonagresi  dengan  Uni  Soviet  pada  April  1941  membebaskan
            Jepang  untuk  mengobarkan  perang  melawan  Amerika  Serikat  dan
            kekuatan kolonial Eropa. *
                  Jepang mengalami kemenangan awal yang spektakuler dalam
            perang Asia Tenggara. Singapura, benteng Inggris di timur, jatuh pada
            15 Februari 1941, meskipun Inggris memiliki keunggulan jumlah dan
            kekuatan    pertahanan    lautnya.   Pertempuran   Laut   Jawa
            mengakibatkan  kekalahan  Jepang  atas  armada  gabungan  Inggris,
            Belanda, Australia, dan Amerika Serikat. Pada tanggal 9 Maret 1942,
            pemerintah  Hindia  Belanda  menyerah  tanpa  menawarkan
            perlawanan di darat. *
                  Meskipun  motif  mereka  sebagian  besar  bersifat  akuisisitif,
            Jepang membenarkan pendudukan mereka dalam hal peran Jepang
                                       Dr. Ika Farihah Hentihu, M.Pd.  114





