Page 125 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 125

Indonesia bukanlah teater militer utama dalam Perang Dunia II.
            Tidak  ada  pertempuran  besar  yang  terjadi.  Setelah  dua  bulan
            pertempuran  sengit,  tentara  kolonial  Belanda  menyerah,  angkatan
            laut Belanda hampir hancur, dan sekitar 65.000 tentara Belanda dan
            Indonesia dikirim ke kamp kerja paksa. Beberapa akhirnya bekerja di
            Burma Railroad di Thailand. Yang lain bekerja di tambang di Jepang.
            Beberapa  sarjana telah menyarankan  bahwa  bahkan  sebelum Pearl
            Harbor,  AS  bertekad  untuk  berperang  dengan  Jepang  karena
            pemerintah  Amerika  takut  bahwa  Jepang  akan  membatasi  akses
            mereka ke sumber daya yang sangat besar yang ditemukan di Hindia
            Belanda.
                  Pada  19  Februari  1942,  Jepang  memulai  serangannya  ke
            Australia,  dengan  pesawat  berbasis  kapal  induk  Jepang  menyerang
            Darwin.  Pesawat-pesawat  Jepang  mengebom  Queensland  Utara
            beberapa  kali  pada  tahun  1942.  Darwin  dibom  64  kali  dan  hampir
            hancur. "Saya ingat ketakutan itu," tulis jurnalis Russ Terrill, "Orang
            tua  saya  berbicara  dengan  gelap  tentang  barbarisme  Oriental,  dan
            kegembiraan meningkat di kota kami ketika nelayan melihat seekor
            kapal Jepang yang suram di lepas pantai."
                  Khawatir  tentang  invasi  Jepang,  para  insinyur  dan  tentara
            Amerika dan Australia membangun jalan sepanjang 1.000 mil antara
            Gunung  Isa  dan  Darwin,  yang  menghubungkan  Australia  utara  dan
            selatan,  dalam  100  hari.  Sebuah  DC-3  yang  jatuh  di  dekat  Bamaga
            dan  tujuh  orang  dengan  gagah  berani  kehilangan  nyawa  mereka,
            seorang  pegawai  pemerintah  Queensland  mengatakan  kepada
            National Geographic, mengirimkan kargo yang ternyata adalah Spam.




                                   DAFTAR PUSTAKA



                                       Dr. Ika Farihah Hentihu, M.Pd.  116
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130