Page 65 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 65

dan diyakini dapat memberikan suatu berkah atau malah sebaliknya.
            Kekuatan itu dapat berasal dari api, bebatuan, air, pohon dan hewan
            atau  bahkan  manusia.  Menurut  Hasan,  hal  tersebut  terjadi  karena
            manusia  selalu  merasa  butuh  dan  berharap  kepada  zat  lain  yang
            dianggapnya  mampu  memberikan  berbagai  pertolongan  dengan
            kekuatan yang dimilikinya (Hasan, 2016).
                  Pengaruh  kepercayaan  animisme  dan  dinamisme  dalam
            kehidupan  masyarakat  Indonesia  amatlah  kuat,  bahkan  itu  masih
            terjadi  ketika  pengaruh  agama-agama  telah  meluas  ke  dalam
            kehidupan  masyarakat  Indonesia.  dalam  sebuah  kehidupan
            masyarakat  Islam  di  Desa  Pili  NTT  misalnya,  digambarkan  bahwa
            meskipun  masyarakatnya  telah  dominan  beragama  Islam,  namun
            sampai sekarang masyarakatnya masih percaya dengan hal-hal yang
            bersifat animisme dan dinamisme (Kaltsum et al., 2022).
                  Tidak  jauh  berbeda  dengan  yang  terjadi  di  NTT,  pada
            masyarakat Mentawai, kepercayaan anismisme dan dinamisme yang
            diwujudkan  dalam  tradisi  Arat  Sabulungan.  Arat  Sabulungan
            merupakan  landasan  keyakinan  terhadap  adanya  dewa-dewa  dan
            kekuatan  gaib  serta  roh  leluhur.  Meskipun  masyarakat  Mentawai
            telah menganut salah satu agama yang diharuskan oleh pemerintah,
            namun    Arat   Sabulungan   tidak   pernah   ditinggalkan   oleh
            masyarakatnya  (Derung  et  al.,  2023).  Hal  ini  juga  dapat  terlihat
            bahwa  adanya  larangan-larangan  dalam  sebuah  ajaran  agama,
            seperti  Islam  yang  melarang  penganutnya  untuk  mengkonsumsi
            daging Babi, tidak menjadi halangan bagi sebagian besar masyarakat
            Mentawai sebab larangan dari agama Islam maupun agama lainnya
            dipandangan  sebagai  ajaran  yang  asing  dan  bertentangan  dengan
            Adat Mentawai (Delfi, 2014).






                                     Dr. Meri Erawati., S.S., M.Hum  56
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70