Page 41 - SPH - Copy
P. 41

c.  FSH meningkat → multiple folikel berkembang → ovulasi prematur → sel telur
                            belum matang → fertilisasi gagal
                        d.  FSH ditekan → corpus luteum tidak terbentuk → progesteron menurun → ovulasi
                            terganggu → tidak ada kehamilan
                        e.  FSH berfluktuasi → perkembangan folikel tidak sinkron → ovulasi tertunda →
                            sperma tidak viable → fertilisasi gagal


                 5.  Dalam  sebuah  penelitian  fertilisasi  in  vitro  pada  sapi,  ditemukan  bahwa  tingkat   CT3
                     keberhasilan  fertilisasi  sangat rendah  meskipun  sperma  dan  sel  telur  tampak  normal.
                     Analisis mikroskopis menunjukkan bahwa sperma dapat mencapai sel telur tetapi tidak
                     dapat melakukan penetrasi. Berdasarkan pemahaman Anda tentang proses fertilisasi, apa
                     solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah ini?
                        a.  Menambahkan  enzim  hialuronidase  ke  medium  untuk  membantu  dispersi  sel
                            kumulus
                        b.  Meningkatkan konsentrasi kalsium dalam medium untuk menginduksi kapasitasi
                        c.  Menurunkan viskositas medium untuk memudahkan motilitas sperma.
                        d.  Melakukan  manipulasi  pH  medium  fertilisasi  untuk  mengoptimalkan  reaksi
                            akrosom
                        e.  Menambahkan hormon progesteron untuk merangsang maturasi oosit

                 6.  Dalam sebuah penelitian tentang infertilitas pada sapi  betina, ditemukan data sebagai
                     berikut:
                      •  Siklus estrus normal (21 hari)                                                      CT3
                      •  Kadar FSH dan LH normal
                      •  Perkembangan folikel normal hingga fase de Graaf
                      •  Ovulasi terjadi
                      •  Fertilisasi berhasil
                      •  Kadar progesteron menurun drastis pada minggu kedua setelah fertilisasi
                      •  Terjadi keguguran berulang pada minggu kedua kebuntingan
                     Berdasarkan analisis terhadap kasus tersebut, apa diagnosis dan solusi yang paling tepat?
                        a.  Abnormalitas kromosom embrio - seleksi genetik induk
                        b.  Infeksi uterus - pemberian antibiotik
                        c.  Defisiensi estrogen - suplementasi estrogen
                        d.  Stress lingkungan - perbaikan manajemen kandang
                        e.  Defisiensi progesteron dari corpus luteum - terapi hormon progesteron

                 7.  Dalam penelitian tentang sistem reproduksi hewan, ditemukan bahwa beberapa spesies
                     vertebrata dapat berkembang biak dengan cara partenogenesis, di mana individu baru       CT4
                     berkembang  tanpa  pembuahan.  Berdasarkan  prinsip  penalaran  deduktif,  manakah
                     pernyataan yang paling logis terkait fenomena ini?
                        a.  Semua hewan yang berkembang secara partenogenesis tidak memerlukan gamet
                            dalam reproduksinya
                        b.  Jika  suatu  spesies  dapat  berkembang  biak  secara  partenogenesis,  maka  jantan
                            tidak memiliki peran dalam reproduksi
                        c.  Partenogenesis  hanya  terjadi  pada  invertebrata  dan  tidak  ditemukan  pada
                            vertebrata





                                                             31
   36   37   38   39   40   41   42