Page 86 - SPH - 19 Mar 2025
P. 86

A.  Rendahnya  kadar  ion  kalsium  dalam  oosit  yang  menyebabkan  kegagalan  reaksi
                        kortikal
                    B.  Ketidakseimbangan hormon FSH dan LH yang menghambat pematangan oosit
                    C.  Overproduksi enzim akrosom yang menyebabkan degradasi zona pelusida sebelum
                        penetrasi sperma
                    D.  Tidak adanya reseptor spesifik pada membran sperma untuk berikatan dengan zona
                        pelusida
                    E.  Aktivasi prematur enzim protease dalam sperma sebelum mencapai zona pelusida

             6.   Dalam  program  fertilisasi  in  vitro  (IVF),  seorang  dokter  menemukan  bahwa meskipun
                                                                                                             BK3
                  spermatozoa dari pasien tampak sehat dan memiliki motilitas yang baik, sperma tersebut
                  gagal  menembus  zona  pelusida  ovum.  Berdasarkan  pemahaman  tentang  fertilisasi,
                  kemungkinan penyebab utama dari permasalahan ini adalah...
                    A.  Sperma tidak mengalami kapasitasi dengan baik sebelum bertemu ovum
                    B.  Zona pelusida ovum terlalu tipis sehingga tidak memungkinkan adhesi sperma
                    C.  Sperma mengalami polispermia yang menyebabkan gagal fertilisasi
                    D.  Jumlah  mitokondria  dalam  sperma  terlalu  tinggi,  sehingga  menyebabkan
                        hiperaktivasi
                    E.  Ovum tidak mengalami pelepasan ion kalsium setelah bertemu sperma

             7.   Seorang peneliti melakukan eksperimen untuk memahami mekanisme fertilisasi. Dalam
                  eksperimennya,  dia  menemukan  bahwa  ketika  zona  pelusida  dihilangkan  dari  oosit,   BK4
                  sperma dapat langsung berfusi dengan membran plasma oosit tanpa mengalami reaksi
                  akrosom. Dari hasil eksperimen ini, manakah kesimpulan yang paling logis?
                    A.  Zona pelusida bukan faktor penting dalam fertilisasi dan dapat dihilangkan tanpa
                        mempengaruhi prosesnya
                    B.  Reaksi akrosom hanya diperlukan untuk penetrasi zona pelusida, bukan untuk fusi
                        membran sperma dan oosit
                    C.  Oosit  memiliki  mekanisme  pertahanan  lain  selain  zona  pelusida  yang  mencegah
                        fertilisasi oleh sperma abnormal
                    D.  Hilangnya zona pelusida menyebabkan sperma kehilangan kapasitasi sehingga tidak
                        dapat membuahi oosit
                    E.  Reaksi kortikal terjadi sebelum sperma mencapai membran oosit untuk memastikan
                        fertilisasi yang normal

             8.   Seorang ilmuwan melakukan penelitian tentang keberhasilan implantasi embrio di uterus.
                  Dari 100 embrio yang diteliti, sebanyak 70% berhasil mengalami implantasi, sedangkan       BK4
                  30%  gagal  menempel.  Setelah  analisis  lebih  lanjut,  ditemukan  bahwa  sebagian  besar
                  embrio  yang  gagal  implantasi  memiliki  kelainan  pada  zona  pelusida.  Dari  data  ini,
                  kesimpulan manakah yang paling logis?
                    A.  Kerusakan zona pelusida dapat menyebabkan gangguan dalam pelepasan embrio
                        dari lapisan pelindungnya
                    B.  Zona pelusida tidak berperan dalam proses implantasi karena perannya hanya dalam
                        fertilisasi
                    C.  Zona pelusida yang rusak justru mempermudah implantasi embrio di uterus
                    D.   Embrio  yang  gagal  implantasi  kemungkinan  memiliki  kelainan  genetik,  bukan
                        karena faktor zona pelusida



                                                             74
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91