Page 87 - Art of Ericksonian Hypno
P. 87
The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya
Jika subjek bisa menyepakati anda, dengan mengatakan “ya”, itu pertanda
anda dan dia secara velbal (lisan) bisa nyambung. Kerjasama dengannya
kemungkinan akan berjalan mulus.
Anda bisa menerapkan “Yes Set” dengan cara yang sangat sederhana. Jika ia
datang meminta dihipnotis, anda bisa menanyakan, misalnya, “Jadi, Bram,
kau ingin merasakan pengalaman trance?” Subjek pasti akan menjawab ya,
karena memang itulah salah satu tujuannya datang ke tempat anda.
Untuk menerapkan “Yes Set”, aturannya mudah: Jangan pernah
menyampaikan pertanyaan yang anda belum tahu jawabannya. Sampaikan
saja pertanyaan yang anda sudah tahu bahwa subjek pasti akan menjawab
“ya”. Pertanyaan anda tidak perlu ambisius, atau harus pertanyaan-
pertanyaan besar. Tetapi jangan juga terlalu melebar ke urusan yang tidak
ada kaitannya dengan sesi hipnosis. Sampaikan saja hal-hal yang
berhubungan dengan sesi hipnosis dan berbasis pada pengalaman subjek dan
urusannya dengan anda dalam sesi ini.
Contoh lain: “Aku ingin sesi ini berjalan nyaman. Kau pasti juga pasti
berharap begitu. Karena itu aku perlu tahu, Bram, kau bisa merasa cukup
nyaman di kursi itu? Setidaknya kau bisa merasa nyaman?”
Jadi, untuk menanamkan sikap positif pada subjek, anda perlu membuatnya
sebanyak mungkin mengatakan “ya” atau menganggukkan kepala.
Saya sendiri lebih suka dengan jawaban isyarat, dalam hal ini mengangguk
atau menggelengkan kepala. Pada permulaan sesi, subjek bisa memberikan
jawaban lisan “ya”. Namun, ketika subjek sudah tampak di ambang trance,
saya akan memintanya menjawab dengan isyarat saja.
Jawaban dengan isyarat akan lebih mudah disampaikan bahkan ketika nanti
subjek sudah memasuki trance. Ia tidak harus mengeluarkan suara yang
mungkin akan mengganggu prosesnya menuju trance yang lebih dalam.
Memunculkan Jawaban “Tidak”
Namun perlu diingat juga, jika anda terus-terusan mengajukan pertanyaan
yang membuat subjek menjawab ya atau menganggukkan kepala, ia mungkin
bisa menjadi tidak nyaman atau curiga. Karena itu sesekali anda perlu juga
menyampaikan pertanyaan yang akan dijawab secara lisan dengan “tidak”,
tetapi jawaban tersebut secara implisit sesungguhnya menyetujui anda.
A.S. Laksana 87

