Page 18 - e-modul
P. 18
Tapi luput dari catatan Ibnu al-Nadim bahwa `Abd al-Razzaq
bin Hammam al-San`ani (w. 211 H) yang hidup sezaman
dengan Al-Farra juga telah menyusun sebuah kitab tafsir
lengkap yang serupa.
Ilmu fikih pada zaman ini juga mencatat sejarah penting,
dimana para tokoh yang disebut sebagai empat imam mazhab
fikih hidup pada era tersebut, yaitu Abu Hanifah (w.150 H),
Malik bin Anas (w. 179 H), Imam As-Syafi`i (w. 204 H) dan
Ahmad bin Hanbal (w. 241 H).
Ilmu Hadis juga mengalami masa penting khususnya terkait
dengan sejarah penulisan hadis-hadis Nabi yang memunculkan
tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas seperti Ibnu Juraij,
Malik bin Anas, juga al-Rabi` bin Sabih (w. 160 H) dan Ibnu
Al-Mubarak (w. 181 H).
Selanjutnya pada awal-awal abad ketiga, muncul
kecenderungan baru penulisan hadis Nabi dalam bentuk
musnad. Di antara tokoh yang menulis musnad antara lain
Ahmad bin Hanbal, `Ubaidillah bin Musa al-`Absy al-Kufi,
Musaddad bin Musarhad al-Basri, Asad bin Musa al-Amawi
dan Nu`aym bin Hammad al-Khuza`i.
Perkembangan penulisan hadis berikutnya, muncul tren
baru yang bisa dikatakan sebagai generasi terbaik sejarah
penulisan hadis, yaitu munculnya kecenderungan penulisan
hadis yang didahului oleh tahapan penelitian dan pemisahan
hadis-hadis sahih dari yang dha`if sebagaimana dilakukan oleh
Al- Bukhari (w. 256 H), Muslim (w. 261 H), Ibnu Majah (w.
273 H), Abu Dawud (w. 275 H), At-Tirmizi (w. 279 H), serta
An-Nasa’i (w. 303 H).
Disiplin keilmuan lain yang juga mengalami
perkembangan cukup signifikan pada era Abbasiyah adalah
ilmu sejarah yang dipelopori oleh Ibnu Ishaq (w. 152 H) dan
kemudian dilanjutkan oleh Ibnu Hisyam (w. 218 H).
18