Page 20 - Modul Sejarah Lokal Tokoh Perjuangan Lampung
P. 20
9
BAB II. JEJAK HISTORIS LAMPUNG PADA MASA KOLONIAL
A. Kondisi Sosial dan Pemerintahan Lampung Pada Abad XIX–XX
1. Sistem Sosial Masyarakat Lampung
Wilayah Lampung secara posisi dan topografi dapat dikatakan cukup menunjang bagi
prasyarat berkembangnya peradaban. Dalam hal posisi, wilayah ini sangat strategis,
yakni berada di ujung selatan Sumatera dan berhadapan dengan Pulau Jawa yang
merupakan tempat dari banyak tumbuhnya pusat politik, ekonomi, dan budaya. Salah
satu yang terdekat ialah Kesultanan Banten. Sedangkan di utaranya ialah pusat-pusat
perkembangan Negara Kerajaan Melayu Sumatera dan Semenanjung Malaya, dengan
jirannya ialah Kesultanan Palembang. Di kemudian waktu interaksi antara Palembang
dan Banten berubah menjadi rivalitas hingga perang untuk memperebutkan Lampung.
Berbatasan dengan Selat Sunda di selatan, Laut Jawa di timur, dan Samudera Hindia
di pesisir baratnya, semua itu merupakan jalur komersil Nusantara dan dunia, dengan
Selat Sunda sebagai gerbang utamanya menuju timur jauh (Kingston, 1990). Dimana
lalu lintas dunia berjalan menjadikan Lampung dilirik serta ditarik dalam arus ekonomi
global (Ota, 2003).
Hal demikian terjadi sejak masa pra-aksara, Hindu-Budha, Islam, hingga
kolonialis Eropa. Portugis datang ke Lampung pada Tahun 1518-1520, dan kemudian
Inggris di pesisir barat Lampung pada 1713 yaitu Silebu atau Krui. Lalu akhirnya
Belanda, yang juga sebelumnya pernah membentuk rute baru bagi Eropa di pesisir
barat Sumatera ke Selat Sunda demi menghindari Portugis di Selat Malaka. Dalam hal
topografi, dataran tinggi dan pegunungan yang curam dari rangkaian Bukit Barisan
berada di sisi barat. Dihiasi pesisir berlekuk membentuk teluk-teluk yang nyaman bagi
berlabuhnya kapal di sebelah tenggara, sedangkan dataran rendah yang disebut tanah
tenggelam oleh pegawai VOC meliputi hampir setengah wilayah terdapat di bagian
timur hingga utara Lampung dilengkapi dengan mengalirnya sungai-sungai besar yang

