Page 30 - MODUL ANTARA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
P. 30
Modul Sejarah kelas XI KD 3.1
melakukan intervensi dengan ikut campur dalam internal kerajaan seperti pada
saat pergantian raja.
Melihat adanya intervensi dari Daendels, Raden Rangga yang merupakan
kepala pemerintahan Mancanegara dibawah Kesultanan Yogyakarta mulai
melakukan perlawanan. Hamengkubuwono II mendukung sepenuhnya
perlawanan Raden Rangga. Namun sayangnya perlawanan Raden Rangga mampu
ditumpas dan Raden Rangga terbunuh dalam perlawanannya sendiri.
Setelah mampu menumpas perlawanan Raden Rangga, Daendels memberi
ultimatum kepada Hamengkubuwono II untuk mengangkat Danureja II menjadi
patih dan Hamengkubuwono II harus mengganti rugi kepada pemerintah Belanda
atas perlawanan Raden Rangga. Sultan Hamengkubuwono II menolak ultimatum
tersebut dan akhirnya terjadi perseturuan untuk kedua kalinya.
Pada tahun 1810, Daendels membawa 3.200 pasukan ke Yogyakarta.
Dengan pasukan ini, Hamengkubuwono II akhirnya tunduk dan turun tahta
digantikan Hamengkubuwono III. Hamengkubuwono II lebih sering disebut
Sultan Raja dan Hamengkubuwono III disebut Sultan Sepuh (Sepuh / Tua).
Hamengkubuwono II masih diizinkan untuk tinggal di keraton.
Selain itu, Daendels menerapkan kebijakan – kebijakan untuk memperkuat
kedudukannya, diantaranya :
a. Membatasi kekuasaan raja – raja di Nusantara
b. Membagi pulau Jawa menjadi sembilan daerah prefectuur / prefektur.
c. Kedudukan bupati yang sebelumnay berdiri sendiri diubah menjadi
pegawai pemerintahan Belanda yang digaji. Sekalipun begitu, bupati masih
memiliki hak penuh dalam mengelola pemerintahannya.
Kerajaan Banten dan Cirebon dihapus dan daerahnya dinyatakan sebagai
wilayah pemerintahan kolonial Belanda.
Bidang Peradilan
Untuk mengatur ketertiban dan keberlangsungan pemerintahan Belanda,
25