Page 18 - E-Modul Tematik Berbasis Kearifan Lokal, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Al-Qur'an Hadits Untuk Kelas IV SD/MI
P. 18
Simaklah teks berikut ini!
Bahasa Lampung Terancam Punah
Lampung memiliki bahasa daerah yang khas dan berbeda dari bahasa daerah lain.
Bahasa Lampung memiliki aksara (huruf sendiri). Di tengah derasnya arus globalisasi
dan desakan Bahasa Indonesia, beberapa kalangan mengkhawatirkan dalam 100 tahun
mend atang bahasa Lampung akan mengalami kepunahan. Hal ini berdasar pada
kenyataan sehari-hari bahwa makin lama penutur bahasa Lampung makin mengecil
persentasinya bahkan dikalangan masyarakat Lampung asli sendiri.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab berkurangnya penutur bahasa asli
Lampung, yaitu:
1. Bahasa asli Lampung termasuk heterogen, antara penutur sub dialek yang satu
dengan yang lain terkadang tidak saling mengerti, sehingga komunikasi sering dirasa
tidak lancar.
2. Di wilayah urban, masyarakat keturunan asli Lampung cenderung tidak lagi
menggunakan bahasa Lampung sebagai bahasa ibu.
3. Ada semacam fenomena “malu berbahasa Lampung” di kalangan masyarakat asli
Lampung.
4. Dari sekitar 7,5 juta penduduk provinsi Lampung, yang dari garis keturunan asli
Lampung hanya 30% saja.
5. Terjadi perkawinan campur sari antara sub etnik Lampung yang satu dengan yang
lain, atau antara suku Lampung dengan suku non Lampung sehingga tujuan praktis
berbahasa yang diajarkan kepada anak-anak adalah bahasa Indonesia.
6. Masyarakat asli Lampung tidak memiliki semacam bahasa persatuan daerah yang
dapat mengkonservasi masing-masing sub dialek.
7. Hegemoni bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
8. Menggunakan bahasa yang praktis untuk komunikasi.
Bahasa Lampung harus dijaga agar jangan sampai punah. Menghidupkan bahasa
Lampung tidak hanya sekedar membuat kurikulum mata pelajaran di sekolah atau
menuliskan padanan aksara Lampung di papan nama jalan raya tetapi menjadikannya
sebagai bahasa tutur aktif. Pilihan ada pada pihak-pihak yang merasa berkepentingan,
terutama para ahli waris bahasa Lampung. Dalam setiap bahasa daerah tersimpan
petatah-petitih yang digali dari kearifan lokal yang jika direvitalisasi dapat memberikan
energi positif untuk membangun karakter manusia.