Page 70 - e-modul perpajakan
P. 70

C. TARIF PPH PASAL 22

                   Besarnya  pungutan  PPh  Pasal  22  ditetapkan  sebagai  berikut  sesuai  dengan  Peraturan  Menteri
           Keuangan Republik Indonesia Nomor 34/PMK.010/2017:
           a. Pemungutan yang dilakukan Direktoral Jendral Bea dan Cukai atas:
               Impor
             1. yang menggunakan Angka Pengenal Impor (APl), sebesar 2,5% dari nilai impor, kecuali atas impor
               kedelai, gandum dan tepung terigu sebesar 0,5% dari nilai impor; (nilai impor adalah nilai berupa
               uang yang menjadi dasar penghitungan Bea Masuk yaitu Cost Insurance and Freight (CIF) ditambah

               dengan  Bea  Masuk  dan  pungutan  lainnya  yang  dikenakan  berdasarkan  ketentuan  peraturan
               perundang-undangan kepabeanan di bidang impor.)
             2. yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API), sebesar 7,5% dari nilai impor; dan/atau
             3. yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang.


               ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, sesuai uraian
               barang dan pos tartf/ Harmonized System (HS) sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV
               yang merupakan bagian tidak terpisahkan dart Peraturan Menteri ini, oleh eksportir kecuali
               yang  dilakukan  oleh  Wajib  Pajak  yang  terikat  dalam  perjanjian  kerjasama  pengusahaan
               pertambangan dan Kontrak Karya, sebesar 1, 5% (satu koma lima persen) dari nilai ekspor
               sebagaimana tercantum dalam Pemberitahuan Pabean Ekspor.


               Atas  pembelian  barang  sebesar  1,5%  dari  harga  pembelian  tidak  termasuk  Pajak
               Pertambahan Nilai dan tidak final


               Atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas oleh produsen atau importir bahan
               bakar minyak, gas dan pelumas adalah sebagai berikut:

             1. Premium dan solar untuk SPBU swasta = 0,3% dari penjualan
             2. Premium dan solar untuk SPBU pertamina = 0,25% dari penjualan
             3. Premium/Super TT untuk SPBU swasta = 0,3% dari penjualan
             4. Premium/Super TT untuk SPBU pertamina= 0,25% dari penjualan
             5. Minayak tanah, gas, LPG, pelumas = 0,3% dari penjualan


           catatan : Pungutan Pph pasal 22 kepada penyalur/agen, bersifat final selain penyalur atau agen bersifat
           tidak final.


               Atas  penjualan  hasil  produksi  kepada  distributor  di  dalam  negeri  oleh  badan  usaha  yang
               bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif,
               dan industri farmasi(lihat pemungut dan objek pph pasal 22 butir 5) di terapkan berdasarkan
               keputusan direktur jenderal pajak, yaitu:
             1. Penjualan semua jenis semen sebesar 0,25% x DPP PPN ; (tidak final )

             2. Penjualan kertas sebesar 0,1% X DPP PPN ; (tidak final )
             3. Penjualan baja sebesar 0,3% x DPP PPN ; (tidak final )
             4. Penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda dua atau lebih sebesar 0,45% x DPP PPN ; (tidak
               final )
             5. Penjualan semua jenis obat sebesar 0,3% x DPP PPN ; (tidak final )
             6. Rokok = 0,1% x harga bandrol (bersifat final)




                                                                                                        HALAMAN 66
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75