Page 75 - e-modul perpajakan
P. 75

E. SAAT TERUTANG DAN PELUNASAN/PEMUNGUTAN PPH PASAL 22


           (1)  Pajak  Penghasilan  Pasal  22  atas  impor  barang,  terutang  dan  dilunasi  bersamaan  dengan  saat
           pembayaran Bea Masuk.
           (2)  Dalam  hal  pembayaran  Bea  Masuk  ditunda  atau  dibebaskan,  maka  Pajak  Penghasilan  Pasal  22
           terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
           (3) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh pemungut pajak terutang dan dipungut pada
           saat pembayaran.
           (4) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produks industri semen, industri kertas, industri baja,

           dan industri otomotif terutang dan dipungut pada saat penjualan.
           (5) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil bahan bakar minyak, gas dan pelumas terutang dan
           dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang (delivery order).
           (6)  Pajak  Penghasilan  Pasal  22  atas  pembelian  bahan-bahan  dari  pedagang  pengumpul  terutang  dan
           dipungut pada saat pembelian.

           F. PEMUNGUTAN PPH PASAL 21

               Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang dilaksanakan dengan cara penyetoran
               oleh:  a.)importir  yang  bersangkutan;  atau  b.)Direktorat  Jenderal  Bea  dan  Cukai,  ke  kas  negara

               melalui  Pos  Persepsi,  Bank  Devisa  Persepsi,  atau  Bank  Persepsi  yang  ditunjuk  oleh  Menteri
               Keu.angan.
               Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam,
               dan mineral bukan logam dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh eksportir yang bersangkutan ke
               kas  negara  melalui  Pos  Persepsi,  Bank  Devisa  Persepsi,  atau  Bank  Persepsi  yang  ditunjuk  oleh
               Menteri Keuangan.
               Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
               ayat  (1)  huruf  b,  huruf  c,  dan  huruf  d.  wajib  disetor  oleh  pemungut  ke  kas  negara  melalui  Pos
               Persepsi, Bank Devisa Persepsi, atau Bank Persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, dengan
               menggunakan  Surat  Setoran  Pajak  yang  telah  diisi  atas  nama  rekanan  serta  ditandatangani  oleh
               pemungut pajak dan/atau Bukti Penerimaan Negara yang telah diisi atas nama rekanan.
               Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
               ayat (1) huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, huruf j, dan huruf k wajib disetor oleh pemungut

               ke kas negara melalui Pos Persepsi, Bank Devisa Persepsi, atau Bank Persepsi yang ditunjuk oleh
               Menteri Keuangan.
               Terhadap bukti penyetoran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktorat Jenderal Bea dan
               Cukai  melakukan  pemeriksaan  formal  atas  bukti  penyetoran  pajak  terse  but  sebagai  dokumen
               pelengkap pemberitahuan pabean ekspor dan dijadikan dasar pelayanan ekspor.
               Pemeriksaan  formal  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (5)  dilaksanakan  oleh  pejabat  Direktorat
               Jenderal Bea dan Cukai dan/ atau sistem komputer pelayanan.

           G. TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPH PASAL 22

             1. PPh  Pasal  22  atas  impor  barang  (Lihat  Pemungut  dan  Objek  PPh  Pasal  22  butir  1)  disetor  oleh
               importir dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak, Cukai dan Pabean (SSPCP). PPh Pasal

               22 atas impor barang yang dipungut oleh DJBC harus disetor ke bank devisa, atau bank persepsi,
               atau  bendahara  Direktorat  Jenderal  Bea  dan  Cukai,  dalam  jangka  waktu  1  (satu)  hari  setelah
               pemungutan  pajak  dan  dilaporkan  ke  KPP  secara  mingguan  paling  lambat  7  (tujuh)  hari  setelah
               batas waktu penyetoran pajak berakhir.



                                                                                                        HALAMAN 68
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80